Ini Alasan Proyek Tol Atas Laut Semarang-Demak Molor hingga 2025

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan adanya kendala dalam pembangunan jalan tol atas laut ruas Semarang-Demak, yakni soal ganti rugi tanah musnah, hingga penyelesaian salah satu ruasnya berpotensi molor hingga satu tahun ke depan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, masalah itu terjadi di ruas Semarang-Sayung. Ruas tol tersebut sudah dalam kontrak pembangunan, namun pihaknya masih berupaya menyelesaikan permasalahan tanah musnah tersebut.

"Kami saat ini dalam tahap penyelesaian masalah tanah yang sedikit rumit. Saat ini, ada masalah tanah musnah, kami rencanakan awalnya 2024, tetapi Semarang-Sayung mungkin baru dapat kami selesaikan di 2025," kata Hedy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, 12 April.

Hedy menjelaskan, tanah musnah yang dimaksud pihaknya merupakan tanah yang sudah tenggelam akibat banjir rob. Berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 17 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Tanah Musnah, pemilik tanah musnah akan mendapat ganti rugi berupa kerohiman yang nilainya 25 persen dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

Akan tetapi, di sisi lain, muncul penolakan dari warga menyangkut skema ganti rugi tersebut.

Meski begitu, belum lama ini juga pemerintah melalui Kementerian PUPR telah meresmikan Tol Semarang-Demak Seksi II ruas Sayung-Demak. Namun, untuk melanjutkan pembangunan ruas Semarang-Sayung, Kementerian PUPR harus menyelesaikan kendala tanah musnah tersebut.

Menurut Hedy, permasalahan banjir memang kerap terjadi di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah, hingga berujung pada kerusakan jalan. Permasalahannya pun beragam, mulai dari banjir lokal hingga banjir rob.

"Pantura Semarang-Demak itu legend karena itu daerah rob. Demikian juga yang sering kami kerjakan, Pantura di daerah Batangan, Lingkar Kudus, Pati, itu juga daerah langganan banjir dan itu problem karena banjirnya enggak selesai-selesai, dan kami tahu bahwa jalan itu sangat sensitif dengan kondisi basah," pungkasnya.