Penelitian Menemukan, Kecocokan Bahasa Cinta Tak Menjamin Kepuasan Hubungan
YOGYAKARTA – Hubungan itu begitu rumit, kata penulis Stronger Than You Think: The 10 Blind Spots That Undermine Your Relationship...and How to See Past Them. Seperti kategori love language yang kerap jadi acuan kecocokan hubungan percintaan, ternyata tak menjamin kepuasan hubungan menurut penelitian.
Dua orang yang berkomitmen menjalin hubungan, mungkin memiliki kebiasaan berbeda dan bahasa cinta yang dominan. Dalam penelitian menemukan bahwa memiliki bahasa cinta yang tidak cocok maupun yang cocok, memiliki tingkat kepuasan yang sama. Ini berarti menandai bahwa sesungguhnya bahasa cinta begitu rumit dan bukan satu-satunya faktor kepuasan hubungan.
Bahasa cinta, merujuk dari Chapman, ada lima cara mengungkapkan cinta atau dikenal dengan love language. Yaitu dengan memberikan hadiah atau kejutan, kata-kata penegasan (words of affirmation), waktu berkualitas, acts of service, dan sentuhan fisik. Meski Anda bisa menggunakan semuanya, tetapi Anda memiliki satu gaya yang dominan.
Menurut studi terbaru dikutip Gary W. Lewandowski Jr. Ph.D. dilansir Psychology Today, 10 April, bahasa cinta yang paling disukai adalah waktu berkualitas (40,8 persen), sentuhan (40,0 persen), kata-kata penegasan (22,7 persen), acts of service atau pelayanan (13,6 persen), dan hadiah (4,0 persen).
Bahasa cinta sesungguhnya tidak sesederhana dibayangkan. Meski mudah diimplementasikan, tetapi efek positifnya banyak faktor yang memengaruhi. Dua penelitian dilakukan Tatcher dan Veale, tidak menemukan bahwa bahasa cinta membantu atau memengaruhi kepuasan hubungan. Faktanya, mengetahui dan mengimplementasikan bahasa cinta membantu, tetapi selama tiga minggu ke depan tidak memengaruhi kepuasan hubungan lebih besar.
Penelitian selanjutnya oleh Pol dan Egbert menggunakan tiga pendekatan untuk melihat bahasa cinta mana yang diinginkan masing-masing pasangan. Pendekatan tersebut antara lain, cocok, tidak cocok, dan cocok sebagian. Pasangan yang menerima bahasa cinta pilihan mereka, harusnya dengan mudah memiliki kualitas hubungan terbaik daripada yang cocok sebagian atau tidak cocok sama sekali. Namun peneliti tidak menemukan perbedaan hasil yang signifikan dari ketiga pendekatan di atas. Dengan kata lain, gagasan bahwa bahasa cinta tak begitu penting untuk hubungan.
Baca juga:
Penelitian tahun 2020 menunjukkan, bahwa bahasa cinta bermanfaat secara parsial. Melalui sampel dari 1000 pasangan di Amerika Serikat, lebih dari 50 persen melaporkan bahwa pasangan mereka menggunakan bahasa cinta pilihan mereka dengan baik. Mereka juga melaporkan kepuasan dan cinta yang lebih besar dalam hubungan.
Meski penelitian menunjukkan kesimpulan yang berbeda-beda, kata Lewandowksi, hubungan itu rumit. Dari 11 juta orang yang telah membaca buku Chapman tentang bahasa cinta, penyederhanaan jangan sampai membuat Anda tersesat memahami hubungan dengan pasangan. Pendekatan terbaik adalah, belajar sebanyak mungkin tentang hubungan Anda dan pasangan sehingga mengatur hubungan yang sukses.