17 Rumah Hanyut Akibat Banjir Bandang di Sumbawa
MATARAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat mencatat sebanyak 17 unit rumah semi permanen hanyut akibat diterjang banjir bandang yang melanda enam kecamatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Muhammad Nurhidayat, menyebutkan enam kecamatan yang dilanda banjir bandang, yakni Kecamatan Lenangguar, Moyo Hulu, Empang, Ropang, Lunyuk, dan Alas,
"Banjir bandang tersebut disebabkan tingginya intensitas hujan dan tingginya sedimentasi di daerah aliran sungai serta tidak maksimalnya bangunan infrastruktur pengaman tebing di wilayah terdampak," katanya dilansir ANTARA, Selasa, 4 April.
Dia menyebutkan sebanyak 17 rumah semi permanen yang hanyut akibat banjir tersebut merupakan rumah warga Kecamatan Moyo Hulu. Semuanya tersebar di Desa Lito sebanyak lima unit, Desa Semamung dua unit, Desa Brang Rea tiga unit, Desa Sebasang dua unit, dan Desa Batu Tering sebanyak lima unit.
Selain menghanyutkan rumah, banjir juga menghanyutkan padi siap panen seluas 27 hektare di Desa Rate. Selain itu, beberapa ekor hewan ternak mati.
Areal persawahan di Desa Lito seluas 50 hektare, dan sawah seluas 49 hektare di Desa Lenangguar terendam banjir. Ada juga satu pabrik penggilingan padi di Desa Brang Rea hanyut diterjang banjir.
BPBD Kabupaten Sumbawa juga mendata jembatan penghubung Desa Lito dan Desa Lantung, Kecamatan Moyo Hulu ambruk diterjang banjir, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Jembatan gantung di Desa Semamung, juga amblas.
"Kami juga mendapat laporan bahwa ada dua unit mobil milik warga di Desa Sebasang hanyut terbawa banjir dan delapan unit rumah mengalami kerusakan separuh di Desa Brang Rea," ujar Muhammad.
Untuk data sementara jumlah warga terdampak banjir, kata dia, sebanyak 26 kepala keluarga di Kecamatan Lenangguar. Sedangkan di Kecamatan Moyo Hulu sebanyak 770 jiwa di Desa Lito, 44 jiwa di Desa Brang Rea, 15 jiwa di Desa Batu Tering.
Pihaknya juga mendata kerusakan jalan kabupaten dengan titik terparah sepanjang tiga kilometer (km), yakni sepanjang 1,5 km sebelum masuk Desa Lebin, dan 1,5 km setelah Desa Lebin.
"Ruas jalan lintas Lunyuk-Sumbawa juga mengalami longsor, dan pipa air PDAM di Desa Marente, Kecamatan Alas, mengalami kerusakan," ucap Muhammad.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh desa dan kecamatan yang terdampak untuk bersama-sama melakukan penanganan, khususnya penyaluran bantuan tahap awal bagi warga yang terdampak banjir.
Muhammad menambahkan anggota TNI dan Polri juga ikut terlibat bersama-sama melakukan penanganan dampak banjir bandang.
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah dapur umum, logistik, air minum, terpal, matras, tenda, selimut, family kit, perlengkapan bayi dan lansia, serta air bersih. Ini sedang kami koordinasikan dengan dinas terkait," katanya.