Ini Profil Abdul Muthalib, Dokter yang Suntikan Vaksin ke Jokowi

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntik vaksin COVID-19 dari Sinovac, di Istana Negara, Rabu, 13 Januari.

Yang menarik dari proses ini adalah, kisah Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Muthalib yang menyuntikan vaksin ini ke tubuh Jokowi. Tangannya tampak bergetar ketika dia bertugas menyuntikan vaksin ini.

"Karena orang pertama di Indonesia. Tapi masalah itu tidak jadi halangan buat saya pada penyuntikannya. Pada penyuntikannya tidak masalah, tidak gemetaran lagi waktu penyuntikannya. Pertamanya saja agak gemetaran," kata dia.

"Tadi baik lancar, tidak ada masalah. Bahkan tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," ujar Abdul.

Prof Abdul Muthalib, SpPD-KHOM adalah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Jakarta Selatan, RS Gading Pluit, dan RS Medistra.

Dilansir dari laman Universitas Indonesia, Prof. dr. Abdul Muthalib, SpPD-KHOM adalah Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam. 

Ketertarikannya di bidang ilmu penyakit dalam terutama Hematologi dan Onkologi membawanya dalam pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia.

Dia menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Indonesia lulus pada 1969. Pada tahun 1980 dia mengambil spesialis Ilmu penyakit dalam. Selanjutnya, dia menjadi konsultan hematologi-onkologi medik di FKUI/RSCM di tahun 1986.

Beberapa karya ilmiahnya seputar kanker payudara dimuat dalam Japanese Journal of Cancer and Chemotheraphy tahun 2000.

Pria kelahiran 3 Januari 1945 juga aktif menulis buku seputar penanganan kanker payudara. Pada tahun 1999 beliau mendapatkan penghargaan Asian Clinical Oncology Society.

Dia merupakan anggota International Society of Hematology (ISH) dan International Society of Thrombosis and Haemostasis (ASTH) hingga sekarang, sebagai Supervisor. 

Beberapa daftar karya ilmiah hasil penelitiannya, antara lain: Preliminary Results of Multicenter Phase II Trial of Docetaxel (Taxotere) in Combination with Doxorubicin as First Line Chemotherapy in Indonesia Patiens with Advanced or metastatic Breast Cancer yang dimuat dalam Japanese journal of cancer and Chemotheraphy th 2000. 

Beberapa hasil karya ilmiah yang berupa buku adalah Prinsip-prinsip Pemantauan pasien kanker rawat jalan tahun 1997 dan Terapi pada perawatan paliatif. Buku panduan untuk petugas kesehatan: Perawatan paliatif dan bebas nyeri pada penyakit kanker tahun 2003.

Pada tahun 1999 beliau mendapatkan penghargaan Asian Clinical Oncology Society.

Berikut riwayat akedemisnya:

1969: Lulus dokter umum di FKUI

1980: Lulus dokter spesialis di FKUI

1986: Konsultan Hematologi Onkologi Medik PAPDI

1998: Guru Besar di FKUI