Cerita Penemuan Black Box FDR Sriwijaya Air SJ-182: Tertumpuk Puing Pesawat
JAKARTA - Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Koarmada I, Kolonel Laut (T) Wahyudin Arif menceritakan proses pencarian black box flight data recorder (FDR) yang dilakukan oleh timnya hingga ditemukan.
Lewat unggahan siaran langsung dalam akun Instagram @koarmada_1, Arif menjelaskan salah satu anggota timnya yang menemukan underwater locator beacon yang memancarkan sinyal ultrasonik black box FDR pada Selasa, 12 Januari sekitar pukul 11.00 WIB.
"Jadi, pada saat itu FDR belum ditemukan. Pada saat jam terakhir, kita menyelam sejak pukul 3 (sore). Alhamdulillah, berhasil menemukan black box itu di detik-detik terakhir," kata Arif dalam Instagram @koarmada_1 yang diunggah pada Selasa, 12 Januari.
Arif menuturkan, sebelum FDR ditemukan, timnya melakukan pencarian black box tanpa menggunakan bantuan pemancar sinyal.
Sebab, underwater locator beacon lebih dahulu ditemukan dalam keadaan terlepas dari black box itu sendiri, baik FDR maupun cockpit voice recorder (CVR).
Namun, tim yakin bahwa black box masih berada tak jauh dari penemuan underwater locator beacon tersebut. Oleh sebab itu, tim melakukan penyisiran dengan mengurai puing pesawat satu per satu hingga akhirnya FDR ditemukan.
"Kami memang yang dapat tugas untuk menyisir puing-puing tumpukan itu. Karena di dalam air itu banyak sekali puing-puing saling bertumpukan dan berserakan. Kami di situ mulai mengurai satu demi satu dengan teliti. Alhamdulillah, berkat rahmat Tuhan (FDR) bisa ketemu," jelas dia.
Sebagai informasi, salah satu black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 berjenis flight data recorder (FDR) ditemukan. Black box yang ditemukan oleh tim penyelam TNI Angkatan Laut ini ditemukan pada Senin, 12 Januari pukul 16.40 WIB.
Black box itu dimasukkan ke dalam boks dan berisi air berwarna kecokelatan. Kemudian dibawa menggunakan Sea Rider oleh beberapa penyelam, di antaranya Kopaska dan Dislambair.
Satu lagi black box yang belum ditemukan adalah cockpit voice recorder (CVR). Alat ini berisi percakapan antara pilot dengan kru pesawat dan menara pengawas sebelum pesawat jatuh.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membawa FDR ke kantornya untuk dianalisis. Tahap awal penelitian adalah pengunduhan data rekaman dalam FDR hingga lima hari ke depan.