Armada Terbatas, Pengangkutan Sampah di Tanah Darat Sumbar Belum Maksimal
BATUSANGKAR - Terkendala armada dan pekerja yang terbatas, pengangkutan sampah baru menjangkau 25 dari 75 nagari atau desa yang ada di wilayah Kabupaten Tanah Darat, Provinsi Sumatera Barat.
"Itu pun masih terbatas pada kawasan Kota Batusangkar, 15 pasar tradisional, dan beberapa daerah strategis," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Datar Nofi Hendri dikutip ANTAR, Selasa 21 Maret.
Dia mengatakan bahwa jangkauan layanan pengangkutan sampah masih terbatas karena tenaga operasional serta sarana dan prasarana pendukung yang tersedia juga masih terbatas.
Menurut dia, dinas masih membutuhkan tambahan tempat sampah, sarana pengangkut sampah, mesin pilah sampah, mesin cacah sampah, serta peralatan pendukung pengolahan sampah organik untuk mengoptimalkan penanganan sampah.
Dengan sumber daya yang masih terbatas, pemerintah daerah berupaya mengurangi timbulan sampah dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam penanganan sampah di Tanah Datar.
Baca juga:
- Pemprov DKI Sebut PLN Minat Danai Pembangunan RDF Plant Kedua
- Digarap Sejak Era Anies Baswedan, Proyek Saringan Sampah Kali Ciliwung Belum Kelar-kelar Juga
- Target Molor, Pemprov DKI Harap RDF Plant Bisa Olah 2.000 Ton Sampah Jakarta Per Hari Bulan Juni
- RDF Plant Pemprov DKI di Bantargebang Belum Juga Diresmikan, Tapi Produk Olahan Sampahnya Sudah Mulai Dibeli
Pemerintah Kabupaten Tanah Datar mendorong upaya pengolahan sampah organik menjadi kompos, budidaya maggot, dan pengolahan sampah bernilai ekonomi di bank sampah.
"Saat ini Tanah Datar telah memiliki 14 kelompok budidaya maggot, dan telah memiliki 23 bank sampah, namun, karena kurang biaya hanya lima unit yang beroperasi secara aktif," kata Nofi.