Bule Rusia Bikin Ulah Foto Pose Lepas Celana di Gunung Agung Bali Dicari Tim Imigrasi
DENPASAR - Kepala Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Provinsi Bali Anggiat Napitupulu mengatakan imigrasi Bali sedang menelusuri keberadaan bule Rusia yang foto pose lepas celana di Gunung Agung, Karangasem, Bali
“Jadi hasil penelusuran imigrasi di Bali yang di Gunung Agung itu ternyata foto sekitar Bulan Januari 2023. Dua bulan yang lalu, karena (beberapa waktu) lalu Gunung Agung ditutup untuk publik," kata Anggiat, saat dihubungi, Senin, 20 Maret.
Bila bule Rusia itu tak memperpanjang visa, kemungkinan dia masih berada di Pulau Dewata.
Imigrasi saat ini masih menelusuri keberadaan bule Rusia itu. Bila ditemukan, bule ini akan dideportasi dari Bali.
"Kalau kami ketahui dia ada di Bali dan lokasinya d imana akan kita ambil dan kita deportasi. Karena jelas dia melanggar norma karena Gunung Agung salah satu yang disakralkan bagi masyarakat Bali," ujar Anggiat.
Diberitakan sebelumnya, Koordinator Guide Pendaki Gunung Agung Besakih, Mangku Komang Kayun mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Minggu (19/3) sore.
"Dia melanggar semua aturan dan semua tata kesucian yang ada di Bali dan kesakralan Gunung Agung. Dan mereka melanggar aturan untuk mendaki gunung," kata Komang Kayun, Senin, 20 Maret.
Dari informasi yang diterima, bule Rusia ini naik ke Gunung Agung dengan rombongan berjumlah 12 orang.
"Itu jelas Bule Rusia, sesuai dialeknya itu adalah Rusia. Bule itu jumlahnya sekitar 11 atau 12 orang dan satu yang viral," imbuhnya.
Belum diketahui dari jalur mana rombongan ini mendaki Gunung Agung. Yang pasti, bule ini sedang dicari.
“Dia memposting dan telanjang menghadap ke kawah dari Gunung Agung. Gunung Agung dari dulu zaman nenek moyang kita di Bali, sampai sekarang itu sangat-sangat mensucikan kesakralan dan menyakini gunung itu adalah Padmasana daripada Pelinggih-pelinggih yang ada di Bali, kami sucikan," imbuh Komang Kayun.
Gara-gara ulah pose foto lepas celana, bule ini bakal dikenakan biaya upacara penyucian setelah nantinya diamankan.
"Ini harus dilakukan lagi penyucian daripada pelecehan yang dilakukan oleh (WNA) itu. Dan harapan kami, supaya mereka kapok melakukan seperti itu, mereka harus dibebani berapa biayanya dan bisa ditindak dan berapa biayanya melaksanakan penyucian upacaranya," ujar Komang Kayun.