Kemenkes: Program Pemerataan Tenaga Kesehatan Disertai Jaminan Perlindungan Keselamatan
JAKARTA - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan upaya pemerataan tenaga kesehatan (nakes) hingga menjangkau kawasan pelosok dan tertinggal di Indonesia, turut difasilitasi dengan jaminan keselamatan.
"Negara menjamin mereka (nakes) mendapat perlindungan. Keamanan individu nakes di tempat tugas sangat ditentukan dengan perilakunya atau faktor lain. Karena memang nakes yang masuk ke sana sudah diberi tahu akan memasuki area itu," kata Siti Nadia Tarmizi dikutip ANTARA, Kamis, 16 Maret.
Nadia mengatakan pemerintah telah menempatkan personel keamanan dari unsur TNI-Polri di seluruh pelosok negeri untuk menjamin keselamatan penduduk, terutama pada mereka yang sedang membutuhkan.
Nadia mengimbau kepada kalangan nakes yang merasa terancam keselamatannya untuk segera melapor kepada otoritas berwenang di daerah, agar segera memperoleh perlindungan.
"Perlu kerja sama dengan pemerintah daerahnya, dengan pihak kepolisian di sana dan TNI. Sehingga, kalau ada apa-apa jika ada ancaman atau semacamnya bisa menjadi prioritas (dijaga)," katanya.
Nadia memastikan bentuk perlindungan bagi warganegara diberikan secara gratis. "Pasti ada jaminan keamanan dalam bentuk prioritas, dan dia (nakes) tak perlu bayar polisi untuk dijaga," katanya.
Nadia juga menyampaikan rasa duka cita terhadap wafatnya seorang dokter yang bertugas di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, dr. Mawartih Susanty, Sp.P.
Baca juga:
- Polda Bali juga Tetapkan WN Suriah Tersangka KTP Bodong, ke Bali untuk Bisnis Restoran dan Bangun Indekos
- Demokrat Tetap Bertahan di Koalisi Perubahan Meski AHY Tak Dipilih Jadi Cawapres Anies
- KPK Sita Uang Rp50,7 Miliar hingga Emas Batangan dari Lukas Enembe
- KKB Kembali Membakar Sekolah di Dekai Yahukimo
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gụnadi Sadikin didampingi Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya telah melayat ke rumah duka di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin (13/3), sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasi almarhumah.
Menurut Nadia, Mawar adalah sosok dokter yang penuh dedikasi, cinta, dan tanggung jawab pada profesinya. Kecintaannya ini dibuktikan dengan menjadi satu-satunya dokter spesialis paru-paru di Kabupaten Nabire, selama enam tahun.
Mawar ditemukan meninggal dunia pada Kamis (9/3) di rumah dinasnya. Ketua Perhimpunan Dokter Paru-Paru Papua Hendra Sihombing menyebut kematian rekannya itu tidak wajar, sebab ada temuan luka pada tubuh.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan bersama Kepolisian RI masih melakukan penelusuran untuk mengetahui penyebab pasti kematian dr Mawartih.
Menkes Budi Gunadi Sadkin mengatakan peristiwa itu menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk terus meningkatkan jaminan keamanan kepada tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah terpencil dan tertinggal.