Harga Saham BBRI Undervalue, Aksi Buyback Dinilai Sudah Tepat
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyetujui aksi korporasi untuk membeli saham perseroan (buyback) yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah nilai nominal seluruh buyback sebesar-sebesarnya Rp1,5 triliun.
Saham hasil buyback ini akan digunakan untuk pemberian reward dan insentif kepada pekerja maupun manajemen, sehingga lebih memacu sustainability kinerja Perseroan dalam jangka panjang.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengungkapkan jika harga saham BRI saat ini belum mencerminkan potensi pertumbuhan dan profitabilitas BRI terutama setelah holding ultra mikro sehingga aksi buyback saham merupakan langkah yang tepat.
"Jadi kinerja yang baik ini memang belum sepenuhnya diapresiasi oleh market karena tertutup oleh isu yang kami lihat ini adalah aspek yang sifatnya non kinerja," ujarnya dalam konferensi pers yang dikutip Selasa 14 Maret.
Lebih jauh, Dirinya menjelaskan, jika di pasar modal Indonesia terdapat dua kondisikhusus perseroan melakukan aksi buyback yakni ketika saham sedang undervalue dan kedua adalah untuk memberikan reward kepada karyawan.
"Apa ada pengaruhnya atau tidak? Bisa ya bisa tidak. Kami juga bisa melakukan buyback pada kondisi khusus ketika harga saham berfluktuasi dan tidak dapat dikendalikan," lanjut Vivi.
Asal tahu saja, harga saham BRI sejak awal tahun bekisar antara 4.320 hingga 4.920.
Direktur Utama BRI SUnarso menambahkan, dua syarat buyback saham sudah terpenuhi dalam aksi korporasi BRI ini
"Saham kita undevalue dan kemudian bukan hanya itu, jadi undervalue dan kita juga ingin pekerja BRI sudah bekerja keras dan berkontribusi untuk banknya untuk stakeholder, masyarakat, UMKM dan negara, sudah layak mereka disemangati dengan memiliki saham BRI," beber Sunarso.
Baca juga:
Sunarso menambahkan jika total saham yang dimiliki oleh pekerja BRI baru sebesar 1 persen dari keseluruhan sehingga aksi korporasi ini bisa dilakukan perseroan.
"Dan sekarang total saham yang dimiliki karyawan belum mencapai 1 persen. Masih di bawah 1 persen untuk bank segede BRI dan laba sebesar BRI. Saya kira enggak ada salahnya karyawan ratusan ribu miliki saham 1 atau 2 persen," beber Sunarso.
Diketahui melalui keterbukaan informasi yang diterbitkan pada tanggal 2 Februari 2023, buyback saham oleh BRI tersebut dilakukan sebesar-besarnya Rp1,5 triliun, dan dapat dilaksanakan secara bertahap maupun sekaligus. Proses buyback ini diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah tanggal RUPST Tahun 2023.