Puluhan Rumah di Muaraenim Terendam Banjir
MUARAENIM - Sebanyak 70 rumah warga di Desa Lubuk Nipis, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan terendam banjir akibat intensitas curah hujan tinggi.
"Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi dan meluapnya Sungai Prapau," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muaraenim Hasbi Rizal dikutip ANTARA, Kamis, 9 Maret.
Dia mengatakan, berdasarkan data sementara akibat bencana alam tersebut tercatat sebanyak 70 unit rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 100 centimeter.
Meskipun tidak ada korban jiwa, namun akibat bencana alam sejumlah fasilitas umum seperti pagar lapangan voli, kantor desa dan jalan setapak di Desa Lubuk Nipis ikut terendam banjir setinggi 50 centimeter.
Selain fasilitas umum, kata dia, banjir akibat luapan Sungai Prapau itu juga merendam lahan pertanian sawah padi milik masyarakat di daerah itu hingga terancam gagal panen.
"Untuk lahan pertanian ada seluas 12 hektare sawah yang siap panen terendam banjir," katanya.
Menurut dia, saat ini pihaknya telah mengerahkan puluhan personel BPBD ke lokasi banjir guna membantu warga membersihkan material lumpur yang terbawa arus banjir.
Baca juga:
- Gerindra Respons Keakraban saat Panen Raya di Kebumen: Menunjukkan Jokowi Nyaman dengan Prabowo dan Ganjar
- Mendagri Singgung Kebiasaan Pemda Gelar Rapat di Hotel Boroskan Anggaran
- KPK Bakal Serahkan Data 134 Pegawai Pajak yang Punya Saham di Ratusan Perusahaan ke Kemenkeu
- Pemprov Jabar Terima Dana Hibah 10 Juta Dolar AS dari Korsel untuk eBRT
"Karena tidak ada warga yang mengungsi anggota kami membantu mereka membersihkan lumpur yang terbawa arus banjir ke dalam rumah," ujarnya.
BPBD Muaraenim pun memberikan bantuan logistik tanggap darurat kepada warga yang terdampak banjir guna meringankan beban pasca bencana.
Meskipun saat ini banjir mulai surut, Hasbi mengimbau agar masyarakat khususnya yang bermukim di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tetap meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi bencana susulan.
"Saat ini kami masih melakukan kaji cepat bencana dan memantau peringatan dini dari BMKG untuk diteruskan kepada masyarakat Muaraenim," ujarnya.