BPBD Bintan Dirikan Dapur Umum Bantu Ratusan Warga Terdampak Banjir
BINTAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) telah mendirikan dapur umum guna membantu ratusan warga korban terdampak banjir di sejumlah kecamatan setempat.
"Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terus mengguyur hampir seluruh wilayah Pulau Bintan, sehingga mengakibatkan beberapa titik kecamatan mengalami kebanjiran dengan ketinggian air yang bervariasi," kata Kepala BPBD Bintan Ramlah dikutip dari Antara, Minggu, 5 Maret.
Menurut Ramlah hingga saat ini di wilayah Kecamatan Bintan Timur sudah didirikan tiga titik dapur umum yang menggunakan rumah masyarakat setempat.
Bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, kopi, mi instan dan sebagainya juga sudah didistribusikan ke rumah-rumah terdampak.
Wilayah lainnya, seperti Kecamatan Bintan Utara juga sudah didirikan beberapa tenda pengungsian dari dinas sosial yang saat ini juga sedang mengatasi dampak banjir di wilayah Kecamatan Gunung Kijang dan Kecamatan Toapaya.
Berdasarkan data di lapangan, kata Ramlah, sejauh ini tercatat lebih dari 50 kepala keluarga dengan lebih dari 200 jiwa menjadi korban banjir.
Tindak awal Pemkab Bintan melalui BPBD langsung, yaitu turun ke lapangan mendata masyarakat dan melakukan evakuasi awal sesuai kebutuhan.
"Informasi terakhir, sebagian warga kita memang tidak diungsikan, mereka sementara tinggal di rumah tetangga dan kerabat, khususnya di Kampung Pisang. Intinya tetap kita pantau perkembangan cuaca dan pasang air laut, dapur umum sudah disiapkan, logistik juga sudah didistribusikan," ujar Ramlah.
Ramlah melanjutkan, kondisi saat ini ada rumah warga yang memang airnya belum surut usai diterjang banjir. Pihaknya terus melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap warga terdampak banjir tersebut.
"Diupayakan pasukan pemadam kebakaran akan diturunkan untuk membantu menyedot sisa genangan air di rumah-rumah sekaligus membersihkannya," ucap Ramlah.
Sementara itu, Stasiun BMKG Tanjungpinang memprediksi curah hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi melanda Pulau Bintan hingga tanggal 7 Maret 2023.
Warga juga diminta waspada potensi gelombang tinggi di perairan Utara-Timur Pulau Bintan yang dapat mencapai 3,5 meter.
"Waspadai timbulnya banjir atau genangan air akibat kondisi tanah yang sudah jenuh akibat curah hujan tinggi beberapa hari terakhir," kata Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Hayu Nur Mahron.
Ia menjelaskan penyebab cuaca ekstrem di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan (Pulau Bintan) saat ini dipicu adanya borneo vortex di Selat Karimata, sehingga menyebabkan adanya belokan angin dan perlambatan massa udara di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya. Salah satu dampaknya yaitu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, kata dia, adanya gangguan berupa gelombang ekuatorial kelvin dan rossby yang aktif di sekitar Pulau Bintan juga turut menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan di daerah itu.
Baca juga:
- Jokowi Resmikan 4 Proyek Cegah Banjir dan Macet di Bandung, Kuras APBN Rp1,26 Triliun
- Citarum Meluap, 28.745 Rumah di 28 Kecamatan Subang dan Karawang Terendam Banjir
- Waspada Ciliwung Meluap! Katulampa Siaga 3 dan Banjir Masuk Jakarta Senin Pagi
- BPBD DKI Catat 1.085 Orang Mengungsi Akibat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
"Oleh karena itu beberapa hari terakhir hingga diprediksi sampai tanggal 7 Maret 2023 frekuensi hujan di Pulau Bintan tinggi," ujarnya.