Jakarta Miliki 111 Klaster COVID-19 Keluarga Usai Libur Natal dan Tahun Baru
JAKARTA - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyebut telah ada 111 klaster COVID-19 keluarga seusai libur Natal dan tahun baru 2021.
Menurut Dwi, pencatatan klaster COVID-19 keluarga di Jakarta diambil dari data yang dihimpun pada 3 hingga 8 Januari. Klaster keluarga ini tercatat pada 33 kecamatan dari total 44 kecamatan yang ada di Jakarta.
"Untuk klaster keluarga pascalibur Nataru, di mana sebagian warga beraktivitas ke luar DKI Jakarta, terdapat 111 klaster keluarga dengan total 351 kasus positif teridentifikasi," kata Dwi dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 Januari.
Klaster keluarga terbanyak terjadi setelah bepergian dari Jawa Barat sebanyak 55 klaster, dari Jawa Tengah 16 klaster, dari DI Yogyakarta 9 klaster, dari Jawa Timur 7 klaster.
Kemudian, klaster keluarga yang pulang dari Bali sebanyak 4 klaster, dari Banten 4 klaster, dari Kalimantan Barat 3 klaster, dari Sulawesi Selatan 3 klaster.
Lalu, perjalanan dari Lampung, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan masing-masing ada 2 klaster COVID-19. Selanjutnya, dari Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Sumatera Barat masing-masing 1 klaster.
Dwi memprediksi akan terjadi penambahan klaster keluarga pascalibur Natal dan tahun baru yang lebih tinggi lagi pada tanggal 17 hingga 31 Januari mendatang.
"Untuk itu, perlu diwaspadai adanya peningkatan pada klaster keluarga. Masyarakat perlu terus meningkatkan perilaku 3M dan menghindari kerumunan. Selain itu, perlu juga mengingatkan sesama agar selalu menerapkan protokol kesehatan," jelas Dwi.
Diketahui, pertambahan kasus baru COVID-19 DKI mencapai rekor baru pada hari ini, yakni sebanyak 2.959 kasus dari pemeriksaan spesimen swab PCR kepada 14.122 orang.
Baca juga:
Jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 200.658 kasus. Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 179.562 dengan tingkat kesembuhan 89,5 persen.
Sementara, total 3.463 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen. Angka ini berada di bawah tingkat kematian Indonesia sebesar 2,9 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 12,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 9,0 persen.