178 Sapi di Gunungkidup Terpapar LSD, Dinas Intensif Pantau Lalu Lintas Hewan
GUNUNGKIDUL- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan pemantauan lalu lintas ternak di sejumlah pasar hewan di wilayah ini untuk mengantisipasi penyebaran lumpy skin disease (LSD) atau kulit berbenjol.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Wibawanti Wulandari di Gunungkidul, Senin, mengatakan berdasarkan data yang masuk, sampai saat ini jumlah lumpy skin disease di Gunungkidul sebanyak 178 kasus, tiga di antaranya hewan ternak mati.
"Kami berupaya untuk menekan penyebarannya salah satunya melakukan pemantauan di pasar hewan. Khususnya di Pasar Hewan Siyono Harjo, pernah ada temuan juga," katanya.
Dia mengatakan saat ini yang sudah tidak memiliki kasus aktif LSD ada enam kapanewon/kecamatan, yakni Playen, Paliyan, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo.
"Kecamatan lainnya masih terdapat kasus LSD aktif. Kami minta petugas di setiap kecamatan/kapanewon proaktif melakukan pemantauan untuk mencegah kasus LSD," katanya.
Ia juga berharap, masyarakat melakukan antisipasi dan melaporkan jika menemukan kasus LSD sehingga bisa langsung dilakukan pemeriksaan, dan pencegahan penularan.
Lebih lanjut, ia juga mengimbau peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungannya untuk mencegah penyebaran LSD.
"Kami keluarkan dan diobati. Lalu dilaporkan agar terdata. Kenapa wajib dilaporkan itu agar terpantau," kata dia.
Baca juga:
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul mengusulkan lima ribu vaksin untuk LSD ke Kementerian Pertanian.
Ia berharap, vaksin hewan ternak segera didistribusikan.
"Selain itu, kami mengintensifkan dari sisi pengobatan dan meminimalkan pergerakan ternak," kata Wibawanti.