Presiden Jokowi Perintahkan Jajaran Pastikan Stok Beras Aman Jelang Ramadan
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran menteri dan pimpinan lembaga terkait untuk memastikan stok beras cukup menjelang momentum peningkatan permintaan pada Ramadan.
"Arahan presiden, masuk puasa, lebaran, barang sudah ada. Jadi, beliau agak keras untuk memastikan stok itu ada," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta dilansir ANTARA, Jumat, 24 Februari.
Arief menjelaskan dalam sebulan ke depan, daerah-daerah sentra produksi beras akan memasuki masa panen raya. Dengan begitu, Jokowi memerintahkan Perum Bulog untuk bersiap menyerap beras dari para petani.
Bapanas juga mulai menaikkan harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020.
"Kemarin kami adjust (sesuaikan) sedikit supaya Bulog juga bisa menyerap dari Rp8.300 menjadi Rp9.000, yang Rp4.200 jadi Rp4.650 di gudang Bulog. Nah, itu semua sudah kita adjust," jelasnya.
Dengan pengaturan harga tersebut, lanjut Arief, Bapanas menjanjikan agar petani tidak rugi dan harga beras ke konsumen juga tidak membebani inflasi.
"Bapanas kalau mengatur bukan di hulu atau hilir saja, dua-duanya. Bagaimana petani itu mendapatkan harga wajar supaya tidak kapok nanem (menanam) dengan marjin cukup. Perkaranya, ini mau marjin berapa, kemudian di hilir itu berhubungan dengan inflasi dan daya beli masyarakat," kata Arief.
Baca juga:
- Kekayaan Rafael Alun Trisambodo Capai Rp56 Miliar, KPK Pastikan Bakal Selidiki Bila Ada Indikasi Pidana
- NasDem, Demokrat dan PKS Kompak Usung Anies Capres 2024, Koalisi Perubahan Segera Dideklarasikan
- 10 Orang Tewas Akibat Kerusuhan di Wamena
- Menkeu Sri Mulyani Copot Rafael Alun Trisambodo Ayah Mario Dandy
Dia menjelaskan impor beras yang dilakukan dalam beberapa waktu lalu sebesar 500 ribu ton juga dilakukan dengan terukur, bukan untuk merugikan petani. Negara-negara lain juga terus mengamankan stok pangan di tengah kegentingan ekonomi global. Proses impor juga tidak mudah karena kondisi ekonomi global.
"Importasi yang seharusnya satu, dua bulan selesai, mulai dari Desember hanya masuk hanya 189 ribu. Februari, kami harap masuk tinggal sisa 50 ribu lagi, berarti empat bulan, makan waktu empat bulan untuk masukan barang seperti itu," ujar Arief.
Pemerintah berharap produksi beras dari masa panen raya di Februari-Maret 2023 dapat optimal, sehingga stok beras di dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan nasional hingga masa panen berikutnya.