Sosialisasikan KUHP Baru, KemenkumHAM Sasar 16 Kampus di Indonesia
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM) RI berencana memasifkan sosialisasi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) baru yang disahkan pada 6 Desember 2022 di 16 kampus di Indonesia.
"Yang jelas ada beberapa hal yang akan dilakukan Pemerintah terkait tindak lanjut KUHP baru," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia (Dirjen HAM) KemenkumHAM Dhahana Putra dikutip ANTARA, Kamis 23 Februari.
Pertama, kata Dhahana, Pemerintah melalui KemenkumHAM akan memasifkan sosialisasi KUHP baru di 16 perguruan tinggi yang tersebar di berbagai provinsi.
Sosialisasi KUHP di lingkungan pendidikan tersebut akan dimulai KemenkumHAM pada akhir Februari 2023 di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Lebih rinci, KemenkumHAM akan menyosialisasikan KUHP baru di Universitas Gadjah Mada, Universitas Bengkulu, Universitas Riau, Universitas Tanjungpura, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro dan Universitas Andalas.
Berikutnya KUHP baru juga disosialisasikan di Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Sulawesi Barat, Universitas Pattimura, Universitas Mulawarman, Universitas Mataram, Universitas Halu Ole, dan terakhir di Universitas Muhammadiyah Sorong.
Langkah selanjutnya ialah menyiapkan modul terkait KUHP baru. Hal tersebut nantinya ditujukan untuk bimbingan teknis yang diikuti oleh aparat penegak hukum.
Baca juga:
- Putusan Banding, Vonis 2 Terdakwa Korupsi BPR Lombok Tengah Tetap Tiada Pembayaran Uang Ganti Kerugian Negara
- Aniaya Maling Motor Hingga Tewas, 3 Pria di Ogan Ilir Sumsel jadi Tersangka
- Tersisa Bripka Ricky Rizal yang Belum Ditentukan Nasibnya sebagai Polisi
- Polisi Tangkap Perampok Uang Milik Warga Tarakan Hampir Rp1 Miliar
Pada kesempatan itu, Dhahana juga kembali menegaskan KUHP baru sama sekali tidak dirancang atau dibuat untuk menangani kasus tertentu. Sebab, rancangan KUHP tersebut disusun atau di konsep sejak tahun 1963.
Kemudian dalam perjalanannya pada tahun 2012 saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono juga menyampaikan terkait RUU KUHP dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
"Jadi tidak ada merencanakan suatu ketentuan untuk suatu kasus tertentu," ujar dia menegaskan.