Topan Gabrielle menjauh dari Selandia Baru, PM Hipkins: Fokus Kami Melakukan Penyelamatan
JAKARTA - Otoritas Selandia memulai langkah-langkah pemulihan, setelah topan Gabrielle melemah dan menjauh pada Hari Rabu, mulai menilai kerusakan yang disebabkan oleh banjir yang signifikan, tanah longsor dan angin kencang yang menyebabkan empat orang tewas dan membuat ribuan orang mengungsi dari rumah mereka akibat topan tersebut.
Topan Gabrielle, yang mencapai Selandia Baru pada Hari Minggu sebelum menyusuri pantai timur Pulau Utara, merusak kota, menghanyutkan pertanian, jembatan dan ternak, serta membanjiri rumah, membuat orang terdampar di atap.
"Fokus langsung kami adalah melakukan misi penyelamatan nyawa, bagi mereka yang terkena dampak banjir yang perlu diselamatkan," kata Perdana Menteri Chris Hipkins saat memberikan keterangan pers Hari Rabu, melansir Reuters 15 Februari.
PM Hipkins menambahkan, seluruh warga yang terdampar di atap-atap rumah akibat banjir, telah diselamatkan oleh pemerintah.
"Tolong jangan kembali ke rumah Anda sampai Anda diberi izin untuk melakukannya," imbaunya, memperingatkan bahwa situasi tetap berbahaya meski cuaca membaik.
Sementara itu, penduduk di daerah yang paling parah sekarang diminta untuk menghemat air dan makanan, karena kekhawatiran kekurangan setelah topan memaksa Selandia Baru pada Hari Selasa kemarin mengumumkan keadaan darurat nasional.
PM Hipkins mengonfirmasi empat orang tewas akibat topan kali ini, termasuk seorang petugas pemadam kebakaran sukarela yang menanggapi panggilan dan terjebak dalam tanah longsor pada Hari Senin.
Dengan sekitar 1.400 orang yang belum ditemukan sejak krisis topan dimulai, PM Hipkins mengatakan sekitar 1.100 di antaranya dilaporkan telah ditemukan dan kemungkinan ada persilangan yang cukup besar antara kedua daftar tersebut.
Bagian dari Pulau Utara Selandia Baru, tempat tinggal sekitar 75 persen dari 5 juta penduduk negara itu, mengalami badai besar kedua mereka dalam beberapa minggu.
Sebelumnya, rekor hujan bulan lalu memicu banjir bandang di Auckland dan empat orang kehilangan nyawa saat itu.
Pihak berwenang memperkirakan lebih dari 9.000 orang telah mengungsi sejauh ini, dengan sekitar 3.000 di antaranya ditampung di tempat penampungan sementara.
Sementara itu, otoritas berwenang telah mengerahkan lebih dari 700 personel bersama dengan empat pesawat, tujuh helikopter dan dua kapal angkatan laut untuk membantu menyelamatkan mereka yang terdampar akibat banjir, mengirimkan pasokan penting ke kota-kota terpencil, kata PM Hipkins.
Terpisah, layanan meteorologi WeatherWatch mengatakan, topan Gabrielle sekarang berada di timur negara itu dan terus menjauh dari Pulau Utara dengan cuaca yang sekarang membaik.
Baca juga:
- Bikin Adem: Pemuka Agama Islam, Kristen dan Yahudi Pimpin Doa Bersama untuk Korban Gempa Turki
- Amerika Serikat hingga Inggris Menentang Pengesahan Permukiman Yahudi di Tepi Barat: Merusak Upaya Mencapai Solusi Dua Negara
- Kecam Pengesahan Permukiman Yahudi di Tepi Barat, Indonesia: Komunitas Internasional Harus Bersatu Mendesak Israel
- 6.000 Anak Ukraina Ditahan di 43 Kamp Rusia untuk Jalani Pendidikan Ulang Politik: Ada yang Baru Berusia Empat Bulan
Penerbangan domestik dan internasional telah dilanjutkan, meskipun jadwal penerbangan mungkin terganggu selama beberapa hari, kata Bandara Auckland dalam tweet pada Rabu pagi. Sedangkan Pelabuhan Napier akan tetap ditutup hingga Kamis
Namun, sungai di Hawke's Bay terus menimbulkan risiko dan manajemen darurat setempat memerintahkan evakuasi lebih lanjut pada Rabu pagi.
Sementara itu, sekitar 160.000 pelanggan masih mengalami pemadaman listrik, kendati angka itu berkurang dari sehari sebelumnya yang mencapai 225.000 pelanggan. Pihak berwenang berharap jumlah itu meningkat lagi pada hari Kamis.