Gelaran Konser Tunggal Mariah Carey di Jakarta dalam Memori Hari Ini, 15 Februari 2004
JAKARTA – Memori hari ini, 19 tahun yang lalu, 15 Februari 2004, diva pop dunia Mariah Carey menggelar konser tunggalnya di Indonesia. Konser bertajuk Charmbracelet World Tour 2004 itu diselenggarakan di Planery Hall, Jakarta Convention Centre (JCC).
Kehadiran Sang Diva disambut dengan gegap gempita. Apalagi tiket konsernya yang terlampau mahal ludes terjual. Antusiasme itu jadi bukti penampilan Mariah Carey masih ditunggu-tunggu oleh segenap penggemarnya. Sekalipun pamornya dianggap telah menurun.
Mariah Carey adalah salah satu ikon musik pop dunia. Tindak-tanduknya dalam industri musik pop tiada dua. Ia mampu memecahkan rekor sebagai penyanyi wanita dengan bayaran per album tertinggi. Semua itu karena suara emasnya dapat memukau seisi dunia.
Narasi itu dibuktikan dengan angka penjualan albumnya yang kerap melonjak. Bahkan, salah satu album Mariah Carey dapat terjual sebanyak 125 juta buah di seluruh dunia. Artinya penggemar Mariah Carey ada di mana-mana.
Di Indonesia, apalagi. Hal itu dibuktikan dengan hadirnya gelaran konser tunggalnya di Jakarta. Konser yang bertajuk Charmbracelet World Tour 2004 yang akan berlangsung di JCC disambut dengan antusiasme tinggi. Sekalipun pamor Mariah Carey sedang turun.
Penjualan tiketnya ludes terjual. Banyak di antara calon penonton menganggap mereka memiliki ikatan emosional dengan lagu dari Mariah Carey. Apalagi, beberapa orang lainnya merasa mereka telah tumbuh bersama dengan karya-karya dari Sang Diva.
“Pada 15 Februari 2004, manusia antre di Jakarta Convention Centre (JCC) untuk dapat menonton pertunjukan Mariah Carey. Padahal, harga tiket cukup mahal, kelas festival Rp500 ribu, kelas tribun tengah Rp1 juta, tribun kiri dan kanan panggung Rp1.350 juta. Untuk apa orang-orang ini membuang uang begitu besar?”
“Untuk hobi, untuk menghibur diri, sementara jutaan manusia lain berada dalam kondisi kelaparan. Mereka rela antre dari jam 12 siang, sementara pertunjukan baru dimulai jam 16:10. Demi untuk menikmati satu hiburan artis terkenal, manusia rela melakukan sesuatu yang tidak manusiawi,” ungkap Adian Husaini dalam buku Wajah Peradaban Barat (2005).
Hari yang ditunggu pun tiba. Konser tunggal Mariah Carey direncanakan akan dimulai pada pukul 16:10 pada 15 Februari 2004. Mariah Carey pun tampil dengan penuh totalitas. Aura divanya keluar. Ia bahkan sampai mengganti kostumnya enam kali.
Baca juga:
- Hukuman Mati Si Penjahat Legendaris, Ignatius Waluyo alias Kusni Kasdut
- Mantan Presiden Soeharto Tak Penuhi Panggilan Kejaksaaan Agung Terkait Korupsi dalam Sejarah Hari Ini, 14 Februari 2000
- Kelakar Gus Dur Tentang Sopir Ugal-Ugalan Masuk Surga
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Ajak Umat Islam Jauhi Adu Domba dalam Memori Hari Ini, 13 Februari 2010
Sambutan warga Jakarta pun luar biasa. Suara Mariah Carey menggelegar. Ia mampu membawa tembang-tembang terbaiknya dengan memukau. Ia membawakan selusin lagu andalannya. Karenanya, konser Mariah Carey mampu memberikan atmosfer berbeda, sekaligus konser tunggal terbaik sepanjang tahun 2004.
“Lagu Can't Take That Way, My All, atau Butterfly bisa dibawakannya dengan enteng. Jika penonton begitu bergairah menyaksikan improvisasi vokalnya yang mampu mencapai hingga 5 oktaf, she deserves it Mencapai oktaf setinggi itu adalah kemampuan Carey yang tak terbantahkan.”
“Dia seperti memiliki sebongkah emas dalam tenggorokannya. Pameran seperti itu juga yang terlihat pada Without You. Di sini jelas fungsi repertoar memegang peranan penting, Alur suasana dijaga secara ketat guna memberi keleluasaan pada Carey mengatur napas,” ujar Pengamat Musik Denny M.R. dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul Emas di Tenggorakan Sang Diva (2004).