Perjanjian Pilkada DKI 2017, Utang Rp 50 Miliar Anies ke Sandiaga Belum Lunas
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Erwin Aksa Mahmud menjadi sorotan usai mengungkap perjanjian utang piutang antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Terkait utang sebesar Rp 50 miliar yang dipakai sebagai dana logistik Pilkada DKI disebut Erwin belum lunas.
Erwin yang saat dikonfirmasi, Rabu 8 Februari mempersilakan Voi.id menguntip penyataannya dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored yang telah tayang tiga hari lalu.
Erwin sendiri merupakan salah satu sosok yang masuk dalam barisan pendukung pasangan Anies-Sandiaga pada 2017 lalu dan ia mengaku ikut dalam menyusun salah satu draf terkait kesepakatan Anies dan Sandiaga.
Kata dia, selain ada perjanjian terkait tugas dan tanggung jawab masing-masing calon, yakni Anies sebagai gubernur dan Sandi sebagai wakil gubernur, juga dibahas terkait logistik kampanye pada putaran pertama.
Erwin melihat sosok Sandiaga cukup mumpuni terkait modal untuk logistik dilihat dari sosok pengusaha dan mempunyai cukup dana.
"Kira-kira begitu, karena yang mempunyai likuiditas Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies karena waktu itu kan putaran pertama kan namanya juga lagi tertatih-tatih juga kan waktu itu," katanya.
"Nilainya berapa ya, Rp 50 miliar barangkali dan saya kira (utang) belum lunas ya," sambung Erwin.
Selanjutnya ia mengaku ikut menyusun perjanjian tersebut bersama pengacaranya Sandiaga, yakni Rikrik Rizkiyana.
"Saya kebetulan ikut drafting lah perjanjian itu, ikut melihat, ikut, ya saya lihat tanda tangannya ada di situ. Yang buat juga itu lawyer, lawyer-nya Pak Sandi namanya Pak Rikrik," tambah Erwin.
Terpisah, Utusan Tim Kecil Anies Baswedan, Sudirman Said masih belum bisa dikonfirmasi terkait masih berhutangnya Anies, pun sebelumnya ia membenarkan terdapat perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada masa-masa Pilkada 2017.
Kata dia, isi perjanjian itu adalah tentang utang piutang antara Anies dan Sandi. Ia mengatakan perjanjian itu juga dinyatakan selesai apabila Anies dan Sandiaga maju sebagai pimpinan Ibu Kota kala itu.
Baca juga:
- Usai Salat Istikharah, Sandiaga Mengaku Tak Mau Bikin Keruh Bicara Soal Perjanjian Prabowo-Anies
- Hengkang dari PPP Demi Dukung Anies Capres, Anak Haji Lulung Lirik NasDem, PKS, dan Demokrat
- Soal Perjanjian Prabowo-Anies Baswedan, Fadli Zon: Saya yang Bikin Draft, Ada 7 Poin Terkait Pilkada DKI
- Saling Percaya, Tim Anies Baswedan Sebut Koalisi Perubahan Tak Buat Perjanjian Hitam di Atas Putih
Sebelumnya, Sandiaga juga sempat mengungkap adanya perjanjian antara dirinya, Anies, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Akan tetapi, pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu enggan membeberkan isi perjanjian tersebut.
"Saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Dan saat itu yang nge-draft dan ditulis tangan sendiri oleh Pak Fadli Zon dan setau saya sekarang (perjanjian) juga dipegang oleh Pak Dasco," kata Sandiaga akhir Januari lalu.