Di Hadapan Mitra Potensial, Menteri ESDM Jelaskan Kebutuhan Indonesa akan EBT
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang menjadi pembicara dalam forum Internasional WEF di Davos menemui sejumlah investor potensial dan menjelaskan kebutuhan indonesia akan energi baru terbarukan (EBT).
Saat bertemu dengan Pangeran Jaime de Bourbon de Parme, utusan khusus pemerintah Belanda untuk Perubahan Iklim, Menteri Arifin menjelaskan kebutuhan Indonesia menyediakan pembangkit listrik mini untuk ditempatkan di daerah terpencil, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.
Pangeran Jaime, cucu Ratu Juliana, menunjukkan minat besar membantu proses transisi energi Indonesia, dan target mencapai NZE tahun 2060.
Dia menceritakan sejumlah proyek yang dikerjakan negaranya dalam memproduksi energi bersih.
Belanda sebelumnya telah bekerjasama dengan Indonesia terkait penyediaan akses untuk masyarakat khususnya dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan biogas.
Menteri juga mendukung upaya pihak Unilever Indonesia dalam pemanfaatan energi listrik terbarukan dalam operasional raksasa produk konsumen itu di Indonesia. Hal itu disampaikan saat bertemu Kepala Rantai Pasok Global Unilever, Reginaldo Ecclissato.
Unilever Indonesia terus melakukan ekspansi bisnisnya di Indonesia dan sedang membangun unit ketiga pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatera Utara.
Menteri Arifin meminta Unilever segera mengirimkan laporan pemanfaatan tenaga terbarukan yang digunakan di proses produksi mereka.
Pejabat tinggi Chevron, Wakil Kepala Presiden bidang Srategi, Kebijakan dan Pengembangan, Mark Nelson, juga meminta waktu bertemu Menteri ESDM.
Chevron meminta penjelasan mengenai peta jalan transisi energi Indonesia dan insentif yang diberikan, serta apa yang bisa dilakukan untuk mendukung program pemerintah. Chevron adalah pemain lama di Indonesia, sejak 100 tahun lalu, termasuk menggarap Blok Rokan di kawasan Riau. Operasional di sana beralih ke Pertamina.
Chevron pernah mengembangkan energi panas bumi di Indonesia, kemudian dialihkan pengelolaan ke Star Energy.
Pertengahan 2022, Chevron menjalin kerja sama dengan Pertamina untuk menjajaki potensi pengembangan di sumber energi panas bumi, hydrogen, nature-based offsets dan capture, utilization and storage.
Baca juga:
Menteri ESDM dalam kegiatan di WEF 2023 didampingi ole Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana.
Praktis kegiatan selama WEF 2023 adalah menjelaskan program, peta jalan, dan target pencapaian transisi energi dan NZE, seraya mengundang investor untuk berpartisipasi dan berkolaborasi mendukung program yang penting bagi masa depan planet bumi, khususnya bagi rakyat Indonesia.