RI Siap Kolaborasi Bidang Investasi Hingga Teknologi di Hannover Messe 2020

JAKARTA - Indonesia memiliki peluang besar dalam memacu sektor industri nasional agar berdaya saing global, terutama melalui kerja sama bidang investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM). Momentum ini bakal direbut dan dimanfaatkan ketika perhelatan Hannover Messe 2020.

“Sebab, Indonesia menjadi official country partner Hannover Messe 2020. Ini kesempatan buat kita,” kata Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Selasa 4 Februari.

Beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita beserta jajaran melakukan pertemuan dengan pihak Deutsche Messe AG selaku operator pameran Hannover Messe, yang diwakili oleh Director of International Relations Deutsche Messe AG, Marco Siebert. Agenda ini dalam rangka mematangkan kesiapan acara yang bakal digelar pada 19-24 April 2020 di Hannover, Jerman.

“Kami membahas tentang berbagai detail persiapan, mulai dari agenda yang akan dilaksanakan hingga jumlah peserta yang hadir. Pada kesempatan itu, Marco pun menyampaikan bahwa kerja sama dalam persiapan menuju Hannover Messe 2020 berjalan baik,” tutur Doddy.

Doddy menambahkan, sesuai arahan Menperin, upaya untuk menjalin kolaborasi dalam pengembangan pendidikan vokasi menjadi hal yang sangat penting dan perlu terus dijajaki.

“Bahkan, rencananya, Bapak Menperin akan melakukan kunjungan ke pabrik otomotif di Jerman, khususnya untuk mengetahui perkembangan autonomous vehicles untuk referensi transportasi publik di ibukota baru,” imbuhnya.

Perlu diketahui, Hannover Messe merupakan eksibisi skala internasional yang rutin digelar setiap tahun untuk memfokuskan pada beragam isu teknologi dan solusi industri manufaktur terkini. Khususnya untuk tahun ini, termasuk pada penerapan teknologi era revolusi industri 4.0.

“Indonesia merupakan negara pertama di kawasan ASEAN yang menjadi official partner country,” ujarnya.

Adapun official partner country sebelumnya, yakni Swedia (tahun 2019), Meksiko (2018), Polandia (2017), Amerika Serikat (2016), dan India (2015). Doddy pun menyebutkan, tujuan partisipasi Indonesia pada ajang Hannover Messe, antara lain untuk menunjukkan Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global, sebagai ajang national branding bagi peta jalan Making Indonesia 4.0, meningkatkan investasi dan ekspor, mempromosikan kerja sama industri, serta meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Jerman.

Lebih lanjut, Doddy menyampaikan, Paviliun Indonesia akan bertema “Making Indonesia 4.0” serta didukung dengan tagline “Connect to Accelerate”.

Paviliun Indonesia akan berdiri di atas area seluas 2.548 meter persegi, yang terbagi menjadi tiga area: Area General Purposes (Conference, Business Meeting area), Area Making Indonesia 4.0, dan Area Hannover Messe Display Category.

“Tema Making Indonesia 4.0 dipilih untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia telah memiliki cetak biru untuk mengimplementasikan strategi dan peta jalan industri 4.0 di Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, tagline “Connect to Accelerate” merupakan sebuah ajakan dan undangan untuk bersinergi kepada semua pemangku kepentingan di dalam maupun luar negeri dengan tujuan mempercepat pertumbuhan industri Indonesia melalui penerapan teknologi industri 4.0.

“Sejumlah perusahaan di lima sektor yang menjadi prioritas pada Making Indonesia 4.0 akan ikut berpartisipasi dalam Hannover Messe 2020, termasuk industri yang akan tampil dalam display category Hannover Messe, yaitu Automation, Motion and Drives, Digital Ecosystem, Energy Solutions, Engineered Parts & Solutions, dan Future Hub,” paparnya.

Pada 2019, pameran itu mampu menarik sebanyak 215.000 pengunjung dari 91 negara, dengan diikuti lebih dari 6.500 exhibitors yang mewakili 73 negara. Acara itu menghasilkan sekira 5,6 juta kontrak bisnis.