Menlu Retno: Isu Rohingya Tidak Dapat Diselesaikan Jika Akar Masalah Myanmar Tidak Diselesaikan

JAKARTA - Indonesia akan berupaya membantu Myanmar keluar dari krisis politik, sekaligus permasalahan etnis Rohingya, saat menjabat sebagai Ketua ASEAN tahun ini dengan mengusung tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth'.

Dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2023 bertajuk 'LeadershHip In A Challenging World', Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, tidak adanya kemajuan dalam implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) oleh junta militer Myanmar menimbulkan kekecewaan ASEAN.

"Mengenai Myanmar, sebagai Ketua dan sesuai amanah 5PC, Indonesia akan berupaya semaksimal mungkin membantu Myanmar keluar dari krisis politik. Office of Special Envoy akan dibentuk dan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri," ujar Menlu Retno di Jakarta, 11 Januari.

Lebih jauh dikatakannya, langkah yang akan diambil Indonesia akan selalu berdasar prinsip dan nilai fundamental Piagam ASEAN in its entirety, antara lain adherence to the rule of law, good governance and the principles of democracy and constitutional government.

Sesuai 5PC dan keputusan KTT ASEAN di Phnom Penh, Indonesia akan melakukan engagement dengan semua stakeholders, kata Menlu Retno.

"Hanya melalui engagement dengan semua stakeholders, maka mandat 5PC mengenai fasilitasi bagi terciptanya dialog nasional dapat dilakukan. Kolaborasi dengan Utusan Khusus Sekjen PBB akan terus dilakukan," terangnya.

"Indonesia meminta agar akses kepada semua stakeholders diberikan untuk Sekjen ASEAN dan AHA Centre, agar mereka dapat melanjutkan misi bantuan kemanusiaan," tandas Menlu Retno.

Lebih jauh, Menlu Retno juga menyoroti penyelesaian masalah etnis Rohingya yang dinilai tidak mengalami kemajuan.

Dikatakannya, dalam tiga bulan terakhir ini, Indonesia menerima tambahan 644 orang pengungsi Rohingya. Dengan tambahan ini, maka terdapat 1.500 migran etnis Rohingya terdata di Indonesia.

"Penyelesaian masalah Rohingya menjadi lebih sulit dengan situasi Myanmar saat ini. Isu Rohingya tidak akan dapat diselesaikan jika akar masalah di Myanmar tidak diselesaikan," tandas Menlu Retno.

Ditambahkannya, keketuaan Indonesia juga akan memastikan pembangunan komunitas ASEAN akan tetap menjadi fokus utama.

"Isu Myanmar tidak akan dibiarkan menyandera proses penguatan pembangunan komunitas ASEAN," ujar Menlu Retno.

Masih terkait ASEAN, Menlu Retno mengatakan Indonesia juga telah menginisiasi Rekomendasi High-Level Task Forces ASEAN mengenai Penguatan Kapasitas dan Efektivitas Kelembagaan ASEAN, membuat core elements Visi ASEAN pasca-2025 dan peningkatan kemitraan ASEAN-Amerika Serikat menjadi komprehensif strategis.

"Di tengah tantangan dunia yang semakin sulit ini, cara pandang positif, kerja sama, dan optimisme, justru semakin diperlukan. Cara pandang inilah yang akan digunakan Indonesia dalam menjalankan Keketuaan di ASEAN tahun ini," sebutnya.

"Indonesia ingin menjadikan ASEAN resilient dan menjadi barometer kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan dan dunia," pungkasnya