Profil Sri Mulyani, Bupati Klaten yang Tolak Tol Lingkar Timur-Selatan Solo
YOGYAKARTA – Nama Sri Mulyani bukan hanya milik Menteri Keuangan. Seorang Bupati di Jawah Tengah juga bernama Sri Mulyani. Meski tak setenar Menkeu, bupati yang satu ini juga menarik untuk disimak profilnya setelah dengan lantang ia menolak proyek tol lingkar timur-selatan Solo.
Seperti diberitakan VOI sebelumnya pemerintah Pusat berencana membangun jalan tol lingkar timur-selatan Solo yang melintasi wilayah Kabupaten Klaten, Kabupaten Karang Anyar dan Kabupaten Sukoharjo.
Akan tetapi, proyek tersebut mendapat penolakan dari Bupati Klaten, Sri Mulyani karena dikhawatirkan bakal memakan lebih banyak lahan sawah lestari. Apalagi, selama ini Klaten merupakan salah satu lumbung pangan nasional.
Selama ini proyek jalan tol Solo-Jogja sudah memakan banyak lahan sawah lestari. Khusus di wilayah Kabupaten Klaten, dari sekitar 500 hektar lahan yang digunakan untuk tol, 300 ha di antaranya merupakan lahan sawah lestari.
"Lahan pertanian hampir 300 ha yang kena dampak pembangunan tol. Ada wacana lingkar selatan agar pemerintah mengkaji dulu karena kita harus memikirkan ke depan, anak cucu," ujar Sri Mulyani, menyadur VOI, Kamis, 5 Januari 2022.
Ia mengatakan jika terealisasi maka proyek jalan lingkar tersebut akan memakan lahan sekitar 300 hektare sawah.
"Nanti Klaten tidak bisa mempertahankan kaitannya dengan lumbung pangan nasional. Tentunya tanah kami akan berkurang, otomatis produksi akan berkurang," katanya.
Profil Sri Mulyani Bupati Klaten
Lahir 4 Mei 1997, Sri Mulyani merupakan Bupati Klaten untuk masa jabatan 2017-2021 dan 2021-2026.
Karier Sri Mulyani di politik dimulai ketika sang Suami, Sunarna, selesai memenuhi amanah sebagai Bupati Klaten.
Sekedar informasi, Sunarna adalah Bupati Klaten dua periode, yakni 2005-2010 dan periode 2010.2015. Sri Mulyani pernah menjadi ketua TP PKK sejak tahun 2005-2015, ia juga menjadi ketua umum P2TP2A MWC3 pada tahun 2010-2013.
Ketika masa jabatan Sunarna habis, Sri Hartini yang merupakan wakil bupati sebelumnya, mencalonkan diri sebagai Calon Bupati pada Pilkada Klaten 2015. Dalam kontestasi itu, ia menggandeng Sri Mulyani sebagai Calon Wakil Bupati. Pasangan Sri-Sri ini menang atas lawannya dan dilantik sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Klaten pada Februari 2016.
Di tengah perjalanan, Bupati Sri Hartini terjerat kasus korupsi. Ia ditagkap KPK pada Desember 2016 karena menerima suap terkait dengan jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten. Akibat kasus tersebut, Sri Hartini diberhentikan jadi Bupati.
Setelah Sri Hartini diberhentikan, Sri Mulyani kemudian ditunjuk Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Klaten.
Kemudian pada tanggal 27 November 2017, Sri Mulyani resmi dilantik sebagai Bupati Klaten periode 2017-2021.
Setelah masa jabatan sebelumnya selesai, Sri Mulyani kembali mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Klaten pada Pilkada 2020. Kali ini ia berpasangan dengan Yoga Hardaya didukung PDI-P dan Partai Golkar.
Pasangan ini menang pada Pilkada serentak dengan mendapat suara mayoritas dibanding dua pasangan lain. Februari 2021, keduanya resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Berdasarkan data yang diperoleh dari e-lhkpn, total kekayaan Sri Mulyani yang dilaporkan di tahun 2020 berkisar Rp10,4 miliar.
Kontroversi Sri Mulyani Bupati Klaten
Bupati Sri Mulyani sempat menjadi sorotan publik karena aksi kontroversial yang ia lakukan.
Sri Mulyani pernah menyerahkan 401 unit motor Yamaha NMax berpelat merah kepada kepala desa dan lurah. Hal tersebut dilakukan pada 26 September 2019.
Motor dinas tersebut dibagikan Pemkab Klaten sebagai fasilitas untuk mempermudah kinerja kades dan lurah.
Akan tetapi, dengan banyaknya jumlah motor tersebut, serta pemilihan warna identik membuat suasana serah terima motor ini menjadi topik pebincangan hangat di dunia maya.
Kontroversi berikutnya, saat pandemi COVID-19 melanda berbagai kabupaten/kota di Indonesia, Bupati Klaten Sri Mulyani menempel fotonya sendiri di bagian label hand sanitizer yang dibagikan kepada warga. Tak hanya itu, bantuan lainnya yaitu masker dan kardus sembako juga ditempeli foto dirinya sehingga memicu aksi protes warganet.
Tagar #BupatiKlatenMemalukan pun jadi trending di Twitter karena permasalahan hand sanitizer yang ia bagikan kepada warga.
Bupati Klaten Sri Mulyani juga pernah memberikan bantuan berupa sembako kepada keluarga ODP dan PDP namun, dengan cara yang kontroversial.
Ia mengumpulkan mereka dalam satu acara sehingga meningkatkan resiko penularan virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.
Perlu diketahui, ODP dan PDP adalah kategori orang yang berisiko tertular virus corona, namun Sri Mulyani justru mengumpulkan mereka dalam satu tempat.
Tak cukup sampai disitu, Sri Mulyani juga pernah menuai protes karena memberikan karangan bunga lengkap dengan foto dirinya ke puskesmas-puskesmas yang ada di Kabupaten Klaten.
Ia dikritik karena karangan bunga yang ia kirim dinilai menguras anggaran untuk hal yang tidak perlu.
Demikian informasi tentang profil Sri Mulyani, Bupati Klaten yang tolak proyek tol lingkar timur-selatan Solo. Update perkembangan berita terkini hanya di VOI.id.