Asupan Cairan yang Cukup, Memperlambat Penuaan dan Mengurangi Risiko Penyakit Kronis
YOGYAKARTA – Kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari, memperbaiki kesehatan Anda. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang terhidrasi dengan baik, atau mendapatkan asupan cairan yang cukup, mengurangi risiko penyakit kronis termasuk penyakit demensia, stroke, dan diabetes.
Penelitian ini diterbitkan awal tahun 2022, dalam National Institutes of Health (NIH). Salah satu peneliti mengatakan bahwa hidrasi tepat dapat memperlambat penuaan dan memperpanjang hidup bebas penyakit. Natalia Dmitrieva, Ph.D. mengatakan bahwa dalam jangka pendek, minum cukup air mineral dapat membantu mencegah dehidrasi, menurunkan suhu tubuh yang terlalu panas, mengatasi kekaburan pikiran dan suasana hati, serta melancarkan pencernaan dan mengurangi risiko batu ginjal.
Ditambah lagi, terhidrasi dengan baik dalam jangka pendek, membantu melumasi sendi, melindungi sumsum tulang belakang, dan jaringan sensitif lainnya. Belum lagi bermanfaat dalam mekanisme pembuangan limbah tubuh. Sedangkan dampak jangka panjang, berdasarkan bukti yang dilansir Everyday Health, Kamis, 5 Januari, hidrasi yang kurang optimal dapat meningkatkan risiko penyakit dan menyebabkan kematian dini.
Peneliti mengumpulkan catatan kesehatan dari 11.255 orang dewasa kulit hitam dan putih dari penelitian Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) selama 30 tahun. Pencatatan pertama dilakukan pada tahun 1987, ketika peserta berusia 40 hingga 50-an tahun. Rata-rata usia pada akhir penilaian selama masa studi antara 76 tahun. Usia biologis peserta penelitian diukur menggunakan biomarker dari berbagai sistem dan proses organ. Yang diukur termasuk kardiovaskular, ginjal, pernapasan, metabolisme, kekebalan, dan inflamasi.
Melalui hasil pelacakan peneliti, indikator cukup tidaknya terhidrasi diukur dari tingkat natrium dalam darah. Maksudnya, semakin Anda cukup terhidrasi, semakin rendah natrium dalam serum darah Anda. Biasanya, tes ini dilakukan dalam pemeriksaan rutin tahunan. Kisaran normal natrium dalam darah, antara 135-146 miliekuivalen per liter.
Setelah menyesuaikan faktor-faktor yang memengaruhi temuan studi. Para ilmuwan menemukan bahwa orang dewasa dengan kadar natrium serum di ujung atas kisaran normal, memiliki hasil kesehatan yang lebih buruk daripada mereka di ujung bawah kisaran. Ini berarti kadar natrium serim yang lebih tinggi memiliki risiko penyakit gagaljantung, stroke, fibrilasi atrium, penyakit arteri perifer, penyakit paru kronis, diabetes, dan demensia.
Profesor kedokteran, dokter, dan peneliti dari University of Colorado, Richard Johnson, MD., menjelaskan lebih lanjut tentang jumlah garam yang dimakan dan air yang diminum. Menurutnya, ada banyak variasi dalam berapa banyak air yang diminum orang dan garam yang dimakan. Sedikit minum air dan banyaknya garam dimakan, cederung dialami orang obesitas. Kedua faktor ini berkontribusi meningkatkan konsentrasi natrium dalam darah. Obesitas dan tingginya natrium dalam darah, diprediksi peneliti menyebabkan penyakit kronis.
Baca juga:
Menurut CDC, tidak ada rekomendasi konkret tentang berapa banyak kebutuhan air yang diminum setiap orang. Tetapi penelitian dari Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional AS, asupan harian yang memadai adalah 15,5 cangkir cairan untuk pria dan 11,5 cangkir untuk perempuan. Ini termasuk semua bentuk asupan cairan yang bukan air atau dari makanan. Melansir laman Kemenkes RI, pada orang dewasa dibutuhkan minum delapan gelas ukuran 230 mililiter per hari atau 2 liter.