Integrasi SMBR ke SIG Jadi Langkah Besar Perkuat Posisi BUMN Sub Klaster Semen
JAKARTA - Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Donny Arsal mengatakan, integrasi Semen Baturaja ke SIG merupakan langkah besar untuk memperkuat posisi BUMN sub klaster semen, dalam menghadapi tantangan pasar yang kompetitif.
Hingga saat ini, lanjut Donny, SIG telah terbukti mampu menciptakan nilai atas sinergi dari berbagai entitas di dalam grup sehingga menjadi keuntungan kompetitif dalam persaingan di industri semen.
"Semen Baturaja adalah kekuatan di Sumatera Bagian Selatan. Integrasi Semen Baturaja ke SIG memiliki potensi sinergi yang sangat besar untuk mendukung posisi dan melengkapi footprint BUMN sub klaster semen, khususnya di wilayah Sumatera yang merupakan pasar domestik terbesar kedua, memenangkan persaingan ketat dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan negara, serta memantapkan langkah SIG untuk menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional," ujar Donny dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 20 Desember.
Pemerintah Indonesia telah resmi melakukan inbreng saham dengan mengalihkan saham Negara Republik Indonesia sejumlah 7,5 miliar saham Seri B dengan nilai seluruhnya sebesar Rp2,85 triliun atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Semen Baturaja ke dalam saham SIG, sebagai kelanjutan Program Integrasi BUMN Sub Klaster Semen melalui proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Transaksi inbreng saham itu tidak mengubah porsi kepemilikan Negara RI atas saham pengendali di SIG. Negara RI juga tetap memiliki satu saham Seri A Dwiwarna di Semen Baturaja.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pemerintah menyelesaikan salah satu tonggak pencapaian penting dari keseluruhan rencana transformasi BUMN untuk streamlining dan clustering sub klaster semen.
Sebagai sektor strategis, pemerintah ingin mendorong BUMN Sub Klaster Semen sebagai penggerak industri semen yang berkelanjutan melalui optimalisasi distribusi, pemasaran, dan efisiensi produksi yang terkoordinasi secara regional dan nasional.
Baca juga:
Menurut Tiko, panggilan akrabnya, Indonesia memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 yang paling sehat pada kisaran 4,5-5 persen, di mana pada kuartal IV tahun ini daya beli masyarakat berjalan cukup cepat.
Tahun 2023 juga akan menjadi momen realisasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) sebagai katalis infrastruktur dan properti, serta berkontribusi pada pemulihan ekonomi.
Ia berharap dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun, industri semen pun segera pulih melalui inovasi, optimalisasi dan efisiensi untuk mengatasi beban biaya, menjaga struktur biaya dan konsistensi EBITDA.