Bandara Suai Timor Leste hingga Mataf Masjidil Haram jadi Karya Waskita di Mancanegara

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebagai perusahaan konstruksi pelat merah di Indonesia sudah membangun berbagai proyek bangunan, jalan, hingga jembatan.

Tidak hanya di dalam negeri, Waskita juga membangun gedung, jalan, maupun jembatan di mancanegara mulai dari Timor Leste hingga Arab Saudi.

Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Novianto Ari Nugroho mengatakan, karya Waskita di mancanegara di antaranya adalah proyek renovasi Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi.

Pengerjaan proyek di Tanah Suci ini masuk ke dalam proyek King Abdullah Makkah Extension (KAME).

"Waskita menambahkan tingkatan lantai di Masjidil Haram, yang tadinya hanya ada tiga lantai menjadi sembilan lantai. Waskita juga mengerjakan beberapa pekerjaan seperti mock-up, pekerjaan di Mataf, dan fabrikasi besi," katanya dalam kerangan resmi, Senin, 12 Desember.

Novianto mengatakan, pengerjaan mataf ini memperluas arena yang mengelilingi ka'bah, yang tadinya mataf hanya bisa menampung 48.000 jemaah menjadi 105.000 jemaah.

Sementara untuk metode yang digunakan adalah formwork slab dan cantilever beam yang menggunakan PERI system. Sedangkan untuk formwork kolom menggunakan metal (kolom berbentuk segi delapan).

Formwork dinding balok menggunakan panel baja, dan bottom beam menggunakan plywood dan peri kayu.

"Ada hal menarik yang sempat dirasakan oleh salah satu pegawai Waskita saat mengerjakan proyek di Masjidil Haram, Makkah yaitu banyak yang tidak mengetahui kalau Indonesia punya perusahaan konstruksi," jelasnya.

Tak hanya di Masjidil Haram saja, kata Novianto, di negara Raja Abdullah ini, Waskita juga pernah membangun King Abdullah Financial District (KAFD) tepatnya di tahun 2010-2012. KAFD merupakan sebuah pusat keuangan untuk Arab Saudi.

Lebih lanjut, Novianto mengatakan, proyek ini memiliki luas lantai 61,215 m2 dengan tinggi 31 lantai.

"Bangunan ini juga merupakan bangunan hijau dan bangunan hemat energi. Bangunan ini juga menggunakan LED sebagai lampu penerang di area gedungnya," jelasnya.

Novianto mengatakan, Waskita juga pernah membangun Burj View Development di negara Presiden Mohammed bin Zayed Al Nahyan yaitu Dubai, Uni Emirat Arab.

"Proyek ini termasuk proyek Waskita pertama di luar negeri tepatnya di tahun 2007-2008 dengan luas 19.400 M2 dan waktu pengerjaan sekitar 365 hari atau satu tahun. Waskita pun setiap tahun terus melebarkan sayapnya di mancanegara," tuturnya.

Pada tahun 2008, sambung Novianto, Waskita dipercaya untuk membangun Abu Dhabi Financial Centre-Podium & Stock Exchange yang berlokasi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Waskita mengerjakan proyek tersebut selama 380 hari atau 1 tahun lebih sedikit.

Gedung ini merupakan pusat dari keuangan Abu Dhabi. Jadi bisa dibilang, Waskita sudah beberapa kali mendapatkan proyek yang berhubungan dengan Abu Dhabi atau Uni Emirat Arab sebelum proyek hibah Masjid Sheikh Zayed di Solo, Jawa Tengah yang merupakan replika masjid dengan nama yang sama di Abu Dhabi.

Melebarkan Sayap ke Timor Leste

Tidak hanya di Timur Tengah saja, kata Novianto, Waskita melebarkan sayapnya tetapi juga ke Timor Leste yang merupakan negara tetangga Indonesia.

Waskita di Timor Leste merenovasi sebuah bandara bernama Suai.

"Yang dikerjakan Waskita dalam proyek tersebut adalah terminal penumpang kemudian juga apron, taxi way, dan juga runway. Lalu baru-baru ini, Waskita juga mendapatkan proyek Jalan Noefefan-Oenuno di Oé-Cusse di Timor Leste senilai 22,1 juta dolar AS atau setara Rp322 miliar," ujarnya.

Kata Novianto, setelah perseroan terpilih sebagai pemenang dalam tender tersebut. Untuk proyek Jalan Noefefan-Oenuno, perseroan akan mengerjakan perbaikan atau rehabilitasi dan pemeliharaan.