WHO Beri Status Darurat Kesehatan Global untuk Kasus Virus Corona

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah virus corona (2019-nCoV/Flu Wuhan) menjadi darurat kesehatan global. Pihak WHO menyatakan, terdapat potensi virus tersebut menyebar ke negara-negara yang tidak siap untuk menangani penularannya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan beberapa kali selama konferensi pers di Jenewa bahwa penetapan status tersebut bukan bentuk dari ketidakpercayaannya pada China untuk mengendalikan wabah. 

Pemberian darurat global tersebut merupakan keenam kalinya dilakukan WHO sejak badan PBB diberi wewenang untuk membuat deklarasi darurat global sejak 2005. Wabah yang pernah dinyatakan darurat kesehatan global salah satunya adalah virus ebola pada 2014. 

"Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara lain dengan sistem kesehatan yang lebih lemah dan yang tidak siap untuk menghadapinya. Sebagian besar kasus di luar China memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau kontak dengan seseorang dengan riwayat perjalanan ke Wuhan. Kami tidak tahu kerusakan apa yang bisa dilakukan virus ini jika menyebar ke negara yang sistem kesehatannya lemah," kata Ghebreyesus, dikutip dari South China Morning Post, Jumat 31 Januari.

Bersamaan dengan deklarasi darurat kesehatan global, pihak WHO juga menjabarkan sejumlah rekomendasi kepada semua negara di dunia ketika mereka menanggapi penyebaran dan penularan virus. 

WHO juga memberi saran untuk mempercepat pengembangan vaksin, meninjau rencana kesiapsiagaan wabah, memerangi penyebaran informasi yang salah, dan berbagi data dengan PBB. Selain itu, WHO juga memperingatkan bahwa pembatasan drastis dalam perjalanan dan perdagangan tidak diperlukan. 

Mereka menentang langkah penutupan wilayah perbatasan dengan China atau membatasi akses wisatawan China. Meskipun mereka tidak menyebut Rusia, pernyataan mereka datang setelah negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut mengumumkan akan menutup perbatasan Rusia-China dan menangguhkan visa bagi pengunjung dari China.

"Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah terkait para wisatawan (asal China). Seharusnya langkah seperti itu tidak dilakukan," kata Didier Houssin, ketua komite darurat WHO.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah deklarasi WHO, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, pemerintah China akan terus bekerja sama dengan WHO dan negara-negara lain untuk menjaga keamanan kesehatan masyarakat global dan regional.

"Kami benar-benar memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memenangkan perang melawan epidemi ini," kata Hua Chunying.

Deklarasi darurat global WHO dikeluarkan di tengah meningkatnya kritik terhadap keputusan lembaga kesehatan tersebut pada minggu lalu. Pada Jumat 24 Januari, WHO menyatakan belum mengeluarkan status darurat global karena masih mengumpulkan banyak data dan menganggap meskipun angka kasusnya tinggi, masih hanya terjadi di China.  

Hari ini, Jumat, 31 Januari, tercatat 9.776 kasus corona di 23 negara dunia, dengan korban meninggal mencapai 213 orang. Data ini diperoleh dari Universitas John Hopkins, Baltimore, Amerika Serikat yang mengembangkan portal pantauan terkini penyebaran virus corona. Dalam portal tersebut, masyarakat bisa melihat peta penyebaran virus corona secara real time.