Derita Emak-emak di Akhir Tahun: Harga Beras Melejit, Tahu Tempe Jadi Elit

JAKARTA – Sektor rumah tangga diyakini bakal menerima tekanan yang lebih kuat jelang penutupan 2022. Pasalnya, sejumlah harga barang kebutuhan pokok tercatat sudah mulai mengalami kenaikan seiring dengan tren musiman di penghujung tahun.

Indikasi itu tercermin dari data terbaru yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Disebutkan bahwa setidaknya terdapat dua barang pokok yang mengalami lonjakan nilai jual, yakni beras dan produk pangan turunan kedelai.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan komoditas beras telah meningkat tajam sejak Agustus 2022. Kala itu bandrol bahan pangan ini adalah sebesar Rp11.500 per kilogram.

Angka tersebut kemudian melesat jadi Rp11.700 per kilogram pada September, lalu Rp18.737 per kilogram di Oktober, dan Rp11.877 per kilogram di November.

“Kenaikan harga beras dalam empat bulan terakhir dipengaruhi oleh efek musiman, yakni penurunan produksi yang biasa terjadi menjelang akhir tahun, serta adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM),” tutur dia.

Tren serupa juga terjadi pada bahan pangan berbahan baku kedelai. Menurut Setianto, harga tempe naik secara konsisten sejak September dengan Rp12.421/kg, Oktober Rp12.682/kg, dan November Rp12.949/kg.

Adapun, tahu tercatat mengalami peningkatan harga dari Rp11.330/kg di September menjadi Rp11.438/kg di Oktober, serta Rp11.680/kg pada November.

“Kenaikan harga tahu dan tempe ini disebabkan oleh stok kedelai di dalam negeri yang menipis,” tegasnya.

Lebih lanjut, Setianto mengungkapkan jika harga komoditas ini secara tahunan (year on year/yoy) melonjak 12,4 persen untuk tahu dan 13,5 persen untuk produk tempe.

Belum cukup sampai disitu, dia mendapati pula bahwa terjadi perlambatan pengiriman kedelai dari luar negeri di tengah meningkatnya permintaan pasar.

“Informasi yang kami terima dari Bappenas dan Kementerian Pertanian bahwa impor kedelai cukup lambat,” ucap dia.