11 Pasien Penderita Gagal Ginjal Akut Masih Dirawat di RSCM

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menyampaikan tidak ada penambahan jumlah pasien yang terjangkit gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) dalam dua pekan terakhir.

"Sejak dua minggu lalu sampai sekarang tidak ada lagi penambahan kasus. Ini merupakan upaya bersama di mana tidak ada penambahan kasus dan juga kematian," ujarnya dilansir ANTARA, Kamis, 24 November.

Saat ini masih terdapat 11 orang yang masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Kita berharap 11 orang yang masih dirawat di RSCM ini dapat pulih dan sembuh kembali setelah diberikan obat penawar fomepizole yang sudah kita datangkan," tuturnya.

Pihaknya juga sudah meminta Dinas Kesehatan setempat untuk terus melakukan pemantauan terhadap pasien ginjal akut yang sudah pulih atau pulang dari rumah sakit.

"Dinas Kesehatan setempat mempunyai kewajiban pemantauan terhadap orang yang sudah pulih untuk melihat perkembangannya," tuturnya.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan terdapat 126 obat sirop yang aman untuk dikonsumsi masyarakat.

"Ada 126 produk seperti untuk demam anak, obat epilepsi anak, termasuk dewasa dan sebagainya," ujar Pelaksana Tugas Direktur Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor BPOM Togi Junice Hutadjulu.

BPOM secara rutin melakukan surveilans mutu berbasis risiko untuk memastikan seluruh produk yang beredar di pasaran aman digunakan masyarakat.

"Jadi apa pun yang terjadi, apalagi ada laporan dari masyarakat maupun fasilitas kesehatan tentunya kami akan terus melakukan sampling dan pengujian," tuturnya.

Dia menjelaskan 126 obat sirop yang beredar itu aman dikonsumsi pasien yang membutuhkan karena telah melalui sejumlah penilaian, baik dari industri farmasi maupun sistemik.

Pengujian data sistemik yakni pengujian mutu dan bahan baku.

Dalam pengujian sistemik itu, BPOM melihat apakah produsen melakukan audit penyuplai atau tidak, dan apakah dilakukan secara reguler.

"Semuanya kita nilai. Jadi kita secara hati-hati melakukan penilaian dan melakukan verifikasi sehingga produk yang disimpulkan aman, ini penilaian secara komprehensif," katanya.

Dengan begitu, lanjut dia, fasilitas layanan kesehatan juga yakin untuk menggunakan obat yang akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.