Komitmen Mitigasi Perubahan Iklim para Pemimpin di KTT G20 Mendukung SDGs 2030
JAKARTA - Pakar hidrologi dan sumber daya air Universitas Jenderal Soedirman, Yanto PhD mengatakan pernyataan para pemimpin atau Leaders’ Declaration yang dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menegaskan pentingnya mitigasi perubahan iklim.
"Para pemimpin G20 menyadari pentingnya dampak perubahan iklim terhadap perekonomian dunia," kata Yanto diberitakan Antara, Minggu 20 November.
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Unsoed itu menjelaskan komitmen tersebut dituangkan dalam rangka mempercepat penurunan laju kenaikan suhu melalui kerja sama dalam bidang yang luas.
"Komitmen yang tertuang dalam deklarasi para pemimpin itu juga mencakup sektor pangan, energi dan keanekaragaman hayati," katanya.
Hal tersebut, kata dia, perlu diapresiasi sebagai bentuk komitmen para pemimpin terkait mitigasi perubahan iklim dan upaya peningkatan ketahanan iklim.
"Mitigasi perubahan iklim dalam cakupan yang luas menjadi hal yang sangat penting guna mendukung capaian tujuan agenda Sustainable Development Goals atau SDGs 2030," katanya.
Baca juga:
- Deklarasi KTT G20 Bali: Pemulihan Ekonomi Global adalah Tanggung Jawab Seluruh Anggota
- Tambang Codelco Kini Gunakan Truk Shovel Bertenaga Listrik dalam Upaya Kurangi Dampak Perubahan Iklim
- PM Kanada: Indonesia Berhasil Memimpin G20 pada Masa Sulit
- Moeldoko: Penanaman Mangrove KTT G20 Menebalkan Komitmen Indonesia Tangani Perubahan Iklim
Sementara itu, Yanto berharap pelaksanaan program terkait mitigasi perubahan iklim pada masa yang akan datang juga akan berfokus pada ketersediaan pasokan air dan akses terhadap air bersih.
"Mitigasi perubahan iklim pada sektor energi dan pangan juga perlu dibarengi dengan mitigasi di sektor air guna menciptakan keseimbangan sistem. Oleh karenanya, mitigasi perubahan iklim di sektor air merupakan hal yang sangat penting," katanya.
Dia juga mengingatkan mengenai pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim dalam sektor kebencanaan atau upaya mengurangi risiko bencana akibat perubahan iklim.
"Sebagai contoh, rusaknya infrastruktur akibat kejadian bencana akan berdampak pada terganggunya aktivitas perekonomian karena bencana terbukti menimbulkan kerugian ekonomi yang besar, dengan demikian upaya untuk mengurangi risiko bencana akibat perubahan iklim menjadi hal yang sangat penting," katanya.
Sementara itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 mengesahkan pernyataan para pemimpin atau Leaders’ Declaration.
Beberapa kepala negara G20 menyepakati, antara lain perlunya menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral, menangani krisis ekonomi termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional, mengupayakan ketahanan pangan dan energi, mengadopsi teknologi digital untuk mendorong inovasi dan lain sebagainya.