Vietnam Dorong Vaksin COVID-19 Buatan Sendiri
JAKARTA - Otoritas Vietnam telah memberi tahu Nanogen Pharmaceutical Biotechnology untuk melanjutkan uji klinis vaksin COVID-19. Hal tersebut memberikan kesempatan pada upaya perusahaan yang berbasis di Ho Chi Minh itu untuk meluncurkan vaksin 'buatan Vietnam' pada 2021.
Mengutip Nikkei Asian, Jumat 11 Desember, negara yang berpenduduk hampir 100 juta itu memprioritaskan produksi vaksin dalam negeri. Hal tersebut sebagai cara untuk memastikan vaksinasi yang cukup untuk seluruh warga negaranya sementara peluang ekspor adalah motif sekunder.
Persetujuan Kementerian Kesehatan Vietnam diterbitkan pada Kamis 10 Desember, dua hari setelah vaksinasi massal dimulai di Inggris. Suntikan vaksin COVID-19 pertama di Inggris, menandai babak baru dalam perang melawan pandemi COVID-19 yang telah merenggut 1,5 juta jiwa secara global.
Para ahli mengatakan bahwa orang Asia masih harus menunggu berbulan-bulan untuk menerima suntikan vaksin karena vaksin dari Pfizer, AstraZeneca atau Moderna diperkirakan akan menghadapi hambatan produksi awal. Distribusi global juga menjadi tantangan. Jika uji coba yang dilakukan Vietnam menunjukkan hasil yang baik, Nanogen berencana untuk mengelola Nanocovax kepada masyarakat umum segera pada paruh kedua 2021.
Baca juga:
Nanocovax berusaha untuk ditambahkan ke daftar calon vaksin COVID-19 yang potensial. Pada Kamis 10 Desember, ada 52 kandidat vaksin dalam evaluasi klinis, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Uji klinis termasuk proyek perusahaan China Sinovac, Universitas Osaka dan usaha pengembangan obat AnGes, dan Codagenix and Serum dari Institute of India.
Uji coba vaksin milik Nanogen akan dimulai pada 17 Desember, setelah Nanogen mendapatkan 60 sukarelawan. Uji coba tahap pertama akan dilakukan bekerja sama dengan Universitas Kedokteran Militer Vietnam.
Meskipun Nanogen sedang merundingkan harga Nanocovax dengan Kementerian Kesehatan, setiap vaksin diperkirakan menelan biaya kurang dari 500.000 dong Vietnam atau sekitar Rp306.735. Nanogen juga mendesak pihak berwenang untuk menambahkan Nanocovax ke daftar obat asuransi kesehatan.
Produsen obat saat ini memiliki kapasitas pembuatan vaksin untuk memproduksi 2 juta dosis setahun. Tetapi otoritas kesehatan hendak menambah kapasitas yang cukup dengan membuat 30 juta dosis dalam enam bulan ke depan.
Nanocovax adalah kandidat vaksin COVID pertama di Vietnam yang mencapai tahap uji coba pada manusia. Tiga proyek tambahan sedang berlangsung. Salah satu dari tiga lainnya adalah upaya pengembangan vaksin bersama dengan Rusia.
Vietnam juga sedang dalam pembicaraan dengan Inggris, AS, Rusia dan China untuk mengimpor vaksin, menurut Kementerian Kesehatan. Negara ini termasuk di antara 42 negara yang dapat memproduksi vaksin dan di antara 38 negara dengan badan pengelola vaksin yang mengikuti standar WHO. Vietnam memiliki rekam jejak dalam memproduksi vaksin difteri.
Perusahaan farmasi tersebut juga mengkonfirmasi kemungkinan bekerja sama dengan Bangladesh, India dan Indonesia pada pengujian tahap ketiga. Jika pengujian kolaboratif dilakukan, ini akan menandakan peluang bagi Nanogen untuk memanfaatkan pasar luar negeri.