Gubernur Sumbar Tegaskan Tak Boleh Ada Kekerasan di Sekolah
PADANG - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menegaskan tindak kekerasan tidak boleh terjadi di sekolah dengan alasan apa pun karena bisa berpengaruh buruk bagi mental dan psikologis siswa.
"Tidak boleh ada kekerasan di sekolah dengan alasan apapun. Ini harus benar-benar kita jaga. Kalau ada persoalan harus diselesaikan dengan aturan yang ada," katanya di Padang dilansir ANTARA, Jumat, 4 November.
Dia mengatakan itu merespons tindakan kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah orang terhadap kepala sekolah SMA DR. Abdullah Ahmad Pendidikan Guru Agama Islam (PGAI) Padang di hadapan sejumlah siswa yang viral di media sosial.
Kekerasan tersebut diduga dipicu karena persoalan internal dalam yayasan yang menaungi sekolah itu.
Mahyeldi menyebut sekolah adalah lembaga untuk mendidik anak-anak agar bisa menjadi pemimpin masa depan. Karena itu tindakan kekerasan tidak dapat ditoleransi dengan alasan apa pun.
"Kalau ada persoalan hukum antara pihak-pihak di yayasan, maka harus diselesaikan secara hukum, bukan dengan tindak kekerasan apalagi dilakukan di sekolah dan di hadapan siswa," tegasnya.
Sebelumnya Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Peradi Padang, Miko Kamal menyesalkan terjadinya kekerasan di sekolah. Ia meminta aparat penegak hukum segera melakukan proses hukum terhadap para pelaku yang melakukan kekerasan tersebut, termasuk juga melakukan proses hukum terhadap orang-orang yang mungkin menyuruh melakukan tindak kekerasan itu tanpa diskriminatif;
Dia menyarankan pihak-pihak yang sedang bertikai di internal PGAI untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi melalui jalur hukum yang tersedia, dan tidak menggunakan tindakan-tindakan melawan hukum.
Dia juga meminta advokat (terutama anggota Peradi Cabang Padang) yang terlibat mewakili dan/atau mendampingi pihak-pihak dalam sengkarut PGAI untuk berperan aktif membantu penyelesaiannya secara elegan dengan menghormati prinsip-prinsip hukum, HAM dan etika profesi.
Masyarakat yang menyimpan video kekerasan tersebut diminta untuk berhenti membagikannya kepada orang lain, untuk menghindari efek buruk di tengah-tengah masyarakat yang bisa memunculkan salah tafsir masyarakat bahwa seolah-olah tindakan kekerasan adalah cara yang benar dalam menyelesaikan suatu masalah.
Miko berharap siswa SMA DR Abdullah Ahmad untuk bisa tetap tenang menuntut ilmu dan jangan pernah mencontoh perbuatan-perbuatan melawan hukum dan/atau tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan maupun di luar sekolah mereka.