Berkat Embung Ganjar Pranowo, Petani di Jateng Bisa Panen Tiga Kali Setahun
JAKARTA - Sejumlah petani di Jawa Tengah kini tersenyum lebar. Gerakan Seribu Embung yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo benar-benar dirasakan manfaatnya.
Dulu sempat kekurangan air irigasi, sejak adanya embung petani justru dapat menikmati panen tiga kali dalam satu tahun.
Kebahagiaan itu terlihat dari wajah para petani di Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Mereka bersemangat memanen padi di sawah. Dan, hasilnya mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas.
"Petani yang wilayahnya sudah ada embung, kondisinya sekarang makmur dan senang. Karena embung itu sudah dirasakan manfaatnya oleh petani,” ujar Sadiman, seorang petani Desa Guworejo melalui keterangan Pemprov Jateng, Jumat 4 November.
Sejak ada embung, petani tidak pernah kesulitan mendapatkan air irigasi. Dalam satu tahun mereka dapat mengalami tiga kali panen.
“Dulu cuma dua kali panen, karena masa tanam ketiga kesulitan air. Sekarang dengan adanya embung, petani bisa menikmati panen tiga kali,” paparnya.
Bukan hanya itu, ketersediaan air tersebut menjadikan kualitas dan kuantitas hasil panen sangat bagus.
“Hasilnya lumayan. Dan, kalau sebelum ada embung itu, satu hektare hanya menghasilkan lima ton, sekarang bisa sampai tujuh ton per hektare,” ungkapnya.
Sadiman yakin, Gerakan Seribu Embung yang diinsiasi Ganjar Pranowo bisa dibawa ke tingkat nasional.
“Mudah-mudahan ini bisa dibawa ke tingkat nasional. Kita berharap semua bisa bikin embung, sehingga petani di Indonesia bisa makmur,” tegasnya.
Baca juga:
Kemis, petani lainnya, juga merasakan kebahagiaan karena keberadaan embung di desanya membuat hasil panen melimpah.
“Terima kasih Pak Ganjar, karena embung benar-benar manfaat dan hasil panennya melimpah,” jelasnya.
Manfaat embung yang dibangun Ganjar Pranowo juga dirasakan oleh warga Desa Danasrilor, Kecamatan Nusawungu, Cilacap. Bukan hanya pertanian, melainkan juga untuk kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
“Luasan sawah di Desa Danasrilor 205 hektare merupakan sawah tadah hujan. Jadi, bisa tanam hanya waktu musim hujan. Di sini asa 150 petani,” kata Mustaqim, seorang petani Danasrilor.
Sejak dibangun embung, petani setempat dapat melakukan tiga kali masa tanam, terutama yang sawahnya berada di sekitar embung. Yakni dua kali tanam padi dan satu kali palawija.
“Program Pak Ganjar sangat bermanfaat. Biasanya tidak tanam palawija sekarang bisa tanam palawija di sekitar embung, menambah ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Gerakan Seribu Embung Ganjar, papar dia, sangat bagus jika diterapkan di tingkat nasional. Selain meningkatkan kemakmuran petani, juga mampu menjadi solusi ketahanan pangan.
“Bagaimana program embung ini dilaksanakan secara nasional. Sehingga petani di luar Jawa di sana bisa lebih maju dan menjadi solusi ketahanan pangan. Ini juga bisa meningkatkan ekonomi secara nasional,” terangnya.
Sementara, Sekretaris Desa Danasrilor, Saimun menuturkan, 90 persen dari 6.150 orang penduduk desanya bermata pencaharian sebagai petani.
“Embung dibangun dua tahap di era Pak Ganjar, dan selesai tahun 2018. Saat ini dimanfaatkan untuk pertanian 30 hektare, dan air minum bagi warga, karena air sumur payau,” ucapnya.
Ke depan, pemanfaatan air embung akan ditingkatkan untuk 50 hektare sawah pertanian. Selain itu, diharapkan bisa menjadi wisata di desanya.
“Airnya stabil, kalau kemarau tetap normal. Dan sudah direncanakan, semoga menjadi wisata,” tandasnya.
Sebagai informasi, Jawa Tengah saat ini memiliki 1.135 embung tersebar di kabupaten/kota. Jumlah tersebut sudah melebihi target Gerakan Seribu Embung dari Ganjar Pranowo. Embung tersebut bermanfaat untuk pertanian, pemenuhan air baku, penahan banjir, hingga wisata.