Pastikan Kecukupan Pasokan Bahan Bakar Nabati, Pemerintah Segera Rilis Rekomendasi Teknis Kebijakan Implementasi B40

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan ekosistem dunia persawitan sudah berjalan untuk mengatasi ketergantungan terhadap energi fosil dan Indonesia memiliki kemampuan dengan luas lahan yang tersedia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, pasokan Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk biodiesel mencukupi.

"(Pasokan BBN) kita ini sekarang 16,3 juta kilo liter (kl), kalau B40 perlunya 15 juta Kl sekian. Jadi tidak usah khawatir, kita akan masuk dua pabrik baru di awal tahun depan," ujar Dadan dalam keterangan kepada media yang dikutip Jumat 4 November.

Lebih jauh Dadan mengungkapkan saat ini Kementerian ESDM telah menyelesaikan uji jalan (road test) penggunaan bahan bakar B40 pada kendaraan bermesin diesel.

Setelah ini, Pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40 dan bisa segera diimplementasikan. Pemakaian BBN khususnya biodiesel diharapkan sebagai upaya strategis untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sekaligus meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia.

Dadan merinci, dari 50.000 Km tersisa 6.000 Km lagi dan jika sudah selesai maka akan didapat kesimpulan final hasil test yang menjadi rujukan.

"Road Test B40 tersisa 6.000 Km lagi. Jadi hasil final untuk kendaraan yang pertama itu akan bisa kita dapat dalam dua minggu ke depan. Hasil final ya," ujar Dadan.

Saat ini, didapat hasil dari test yang sudah berjalan, mobil dapat beroperasi dengan normal dan mulus seperti menggunakan bahan bakar solar biasa terbukti tidak terjadi mobil mogok dan juga tidak terjadi blocking di filter bagian utama hal ini berbeda dengan test sebelumnya.

"Hasil test pada bagian-bagian kritis kendaraan dapat beroperasi mulus tanpa mogok, bloking di filter tidak terjadi. Ini agak beda dengan sebelumnya. Sebelumnya kita ikuti aturan tiap 10.000 Km ganti. Jadi ini kita mau tau sebetulnya dia habisnya kapan. Jadi itu diangka 22.000 Km atau 23.000 Km gitu. Jadi ini sudah terbukti tidak ada blocking. Kemudian dari sisi apakah dia tahan dingin, kita udah tes di dieng. Jalan, satu detik langsung hidup. Jadi yang krisis-krisis dingin, kemudian filter blocking, kemudian beroperasi normal ini sudah terbukti," jelas Dadan.

Selain persiapan teknis di mesin kendaraan untuk bisa diterapkan sebagai bahan bakar B40, pemerintah juga akan memastikan ketersedian infrastruktur dari Pertamina dan badan usaha lain terkait fasilitas blendingnya mencukupi kebutuhan atau tidak.

"Sekarang kan semuanya didesain di B30, sekarang kan B40 jadi pipanya juga nanti butuh pompa. Ya nambahnya kan 10 persen," pungkas Dadan.