Hadiri Peresmian RS Muhammadiyah ke-199, JK Anggap Wajar Fenomena Industri RS Berjaringan

BANDUNG - Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla alias JK menyebut wajar fenomena industri rumah sakit berjaringan di Indonesia. Termasuk Rumah Sakit Muhammadiyah yang mempunyai sejumlah cabang di Tanah Air.

Saat menghadiri peresmian rumah sakit jaringan ke-199 Muhammadiyah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis 3 November, JK mengatakan fenomena rumah sakit berjaringan itu menimbulkan efisiensi biaya operasional rumah sakit.

"Lihat saja, dengan membeli obat dan peralatan medis dalam jumlah yang banyak, tentu saja lebih murah dibanding harus membeli secara satu-satu. Nanti tinggal dikirim ke masing-masing rumah sakit jaringannya," kata JK.

Selain itu, JK bilang fenomena rumah sakit berjaringan juga menjadi pertanda keberadaan fasilitas kesehatan itu semakin diperlukan karena sejumlah faktor.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu menjelaskan, faktor pertama, yaitu penduduk Indonesia semakin banyak, sehingga membutuhkan rumah sakit hingga ke daerah.

Kedua, lanjut JK, ialah faktor pemanfaatan asuransi dan sistem kesehatan makin baik.

"Yang ketiga, orang mulai ada kesadaran lebih tinggi untuk berobat ke dokter. Sebelumnya, (orang) lebih percaya ke dukun, sekarang dukun sudah turun pamornya," tuturnya.

Dengan keberadaan Rumah Sakit Muhammadiyah di Kabupaten Bandung, JK berharap Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dapat semakin berperan bagi kehidupan masyarakat serta meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan di Indonesia.

"Jadi, Muhammadiyah juga begitu. Bukan berharap banyak orang sakit saja agar rumah sakit bisa hidup, tentu saja kita bahagia melihat orang masuk dengan meringis kesakitan, lalu keluar dengan tersenyum," kata Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.

Politikus senior Partai Golkar itu menyebutkan tiga hal penting yang tidak bisa dipisahkan dengan rumah sakit, yakni tenaga kesehatan, teknologi medis, serta pelayanan.

"Biar pun tenaga medis bagus, tapi teknologi tidak bagus, juga tidak dilirik. Teknologi bagus tapi tenaga medis tidak bagus, juga bisa tidak laku; termasuk pelayanan, itu bagian yang tidak terpisahkan," tandasnya.