Presiden Erdogan Sebut Turki akan Melanjutkan Kesepakatan Ekspor Gandum Melalui Laut Hitam Meski Rusia Ragu

JAKARTA - Turki akan melanjutkan upayanya untuk kesepakatan ekspor gandum Laut Hitam meskipun ada keraguan Rusia, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Hari Senin, setelah Moskow menangguhkan partisipasinya dalam inisiatif tersebut pada akhir pekan.

"Bahkan jika Rusia berperilaku ragu-ragu karena tidak menerima manfaat yang sama, kami akan melanjutkan upaya kami dengan tegas untuk melayani kemanusiaan," kata Presiden Erdogan dalam sebuah pidato, melansir Reuters 31 Oktober.

Moskow menyalahkan Kyiv atas serangan terhadap Armada Laut Hitamnya, kemudian menarik diri dari kesepakatan untuk mengizinkan pengiriman gandum Ukraina untuk "jangka waktu yang tidak terbatas" pada Hari Sabtu.

Rusia dan Ukraina adalah di antara pengekspor makanan terbesar di dunia, dengan blokade Rusia atas pengiriman biji-bijian Ukraina menyebabkan krisis pangan global awal tahun ini.

"Upaya kami untuk mengirimkan gandum ini ke negara-negara yang menghadapi ancaman kelaparan terbukti. Dengan mekanisme bersama yang kami bangun di Istanbul, kami berkontribusi pada bantuan krisis pangan global," terang Presiden Erdogan, seraya menambahkan kesepakatan itu telah menyediakan 9,3 juta ton makanan ke pasar dunia.

Secara terpisah, seorang juru bicara PBB mengatakan tahap pertama dari 40 inspeksi kapal yang direncanakan pada Hari Senin telah diselesaikan di perairan Istanbul, dengan tim yang hanya terdiri dari anggota PBB dan Turki, daripada tim empat anggota sebelumnya bersama Rusia dan Ukraina sebelum penangguhan Moskow.