Pangdam Perintahkan Pomdam Periksa Anggota TNI di Keerom Papua yang Aniaya Anak Kecil Diduga Curi Burung
JAYAPURA - Pangdam XVII/Cenderawasih memerintahkan Pomdam XVII/Cendrawasih untuk memeriksa prajurit TNI yang diduga pelaku pemukulan dan penganiayaan terhadap tiga anak-anak di Arso, Kabupaten Keerom, Papua.
Kepala Staf Kodam XVII/Cendrawasih Brigjen TNI Sidharta Wisnu Grahan membenarkan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih sudah memerintahkan untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
"Danpom XVII/Cenderawasih sudah diperintahkan untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas," kata Kasdam XVII/Cendrawasih dilansir ANTARA, Jumat, 28 Oktober.
Tim dari Pomdam Cendrawasih akan ke Arso, Sabtu (29/10), karena perintah tersebut baru dikeluarkan Jumat (28/10).
Insiden pemukulan terhadap tiga anak itu, diduga akibat mereka mencuri burung kakaktua putih yang ada di pos yang ditinggali prajurit TNI-AD yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz.
Akibat dianiaya, ketiga anak itu mengalami cedera hingga salah satu di antaranya saat ini dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura.
Baca juga:
- Menko Polhukam: Kondisi Indonesia Saat Ini Hukum Masih Belum Tegak Bahkan Ada Jual Beli Hukum
- Kasus di Bangkalan Masuk Tahap Penyidikan, KPK Pastikan Sudah Ada Tersangkanya
- Polda Papua Barat Selidiki Dugaan Aliran Dana Desa ke KKB
- Korea Utara Luncurkan Dua Rudal Balistik Jarak Pendek saat Korea Selatan Mengakhiri Latihan Militer Hari Jumat
Belum bisa dipastikan penyebab hingga ketiganya dianiaya karena masih menunggu tim turun. Meski dari laporan yang diterima, penganiayaan karena anggota TNI kehilangan burung.
Data yang dihimpun, terungkap tiga anak yang mengalami pemukulan oleh prajurit TNI-AD, Kamis (27/10), yaitu Rahmat Faisei (14) , Bastian Bate (13), dan Laurents Kaung (11) yang sebelumnya diduga mencuri dua burung jenis kakaktua putih yang ada di Pos Satgas Damai Cartenz, Jln. Maleo, Kampung Yuwanain Arso II, Distrik Arso, Kabupaten Keerom.
Prajurit TNI-AD yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz kemudian mencari pelaku dan mengetahui ketiga anak itu yang melakukannya, sehingga pada Kamis (27/10) mereka diambil dan dianiaya hingga mengalami cedera.