Densus 88 Sebut Wanita Bercadar Siti Elina yang Terobos Istana Terhubung dengan 2 Orang yang Berbaiat ke NII

JAKARTA - Densus 88 Mabes Polri menyebutkan, wanita bercadar yang menerobos Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Oktober kemarin terhubung dengan beberapa akun media sosial bekas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). 

"Dari pemeriksaan sementara dan dari analis hasil analisis di Densus 88 ditemukan memang yang bersangkutan terhubung secara media sosial kepada beberapa akun yang kita indikasikan sebagai akun-akun eks HTI," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat rilis kasus di Mapolda Metro Jaya. 

Wanita bercadar ini diketahui bernama Siti Elina dan tinggal di Koja, Jakarta Utara. Aswin menambahkan, Siti juga terhubung dengan dua orang lainnya berinisial BU dan JM. BU dan JM terhubung dengan Negara Islam Indonesia (NII) Jakarta dan telah berbaiat kepada NII.

"Kemudian hasil koordinasi kita menyimpulkan bahwa penanganan ini harus juga melibatkan atau menerapkan undang-undang tentang penanggulangan tindak pidana terorisme. Oleh sebab itu mulai dari kemarin kita sudah terus berdampingan dengan penyidik Polda Metro Jaya untuk terus mendalami kasus ini," terang Aswin. 

Tiga anggota Polisi Lalu Lintas Polda Metro Jaya pada Selasa pagi sekitar pukul 07.00 WIB mengamankan seorang perempuan yang menodongkan senjata api jenis FN ke arah personel Paspampres.

Perempuan tanpa identitas berumur sekitar 25 tahun berjalan kaki dari arah Harmoni menuju Jalan Medan Merdeka Utara. Tepat di depan pintu masuk Istana Merdeka, ia langsung menodongkan senjata api jenis FN ke Paspampres

Personel Polantas yang menyaksikan kejadian tersebut langsung menghentikan aksi yang bersangkutan dan mengamankan pistol tersebut.

Yang bersangkutan selanjutnya dibawa ke Mako Polda Metro Jaya dan diserahkan ke Subdirektorat Keamanan Negara (Subdit Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk diperiksa.

Selain itu penyidik Kepolisian juga akan mendalami asal pistol tersebut. Polda Metro Jaya melibatkan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri untuk menelusuri apakah pistol tersebut adalah pistol buatan pabrik atau pistol rakitan.