Hingga Pasca-Acara BSSN Kawal KTT G20 Bali dari Ancaman Siber, Bagaimana Strateginya?
JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memastikan akan mengawal perlindungan siber dari awal bahkan melewati gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang berakhir pada 16 November.
Juru Bicara BSSN Ariandi Putra menekankan, meski nantinya KTT G20 telah selesai dilakukan, BSSN masih melakukan pengamanan dengan melakukan identifikasi lanjutan.
"Ini langkah yang kami terus lakukan agar situasi ideal untuk pengamanan siber G20 benar-benar bisa terwujud dan terlaksana dengan baik," ujar Ariandi Putra, dalam konferensi pers G20 Update bertema "Pengamanan Siber KTT G20", dikutip dari kanal YouTube @FMB9ID_IKP, Selasa 25 Oktober.
BSSN akan memastikan ada atau tidaknya celah kerentanan pengamanan siber setelah KTT G20 Bali rampung. Ariandi bilang, pada saat itu juga pihaknya juga melakukan pemetaan potensi ancaman pengungkapan data.
Sementara langkah terakhir, kata dia, BSSN akan melakukan forensik digital serta respon insiden gua menjaga ruang digital di Indonesia tetap aman dan nyaman.
3 Periode Pengamanan Siber KTT G20 Bali
Adapun BSSN melakukan pengamanan menyeluruh KTT G20 Bali dalam tiga periode, mulai dari sebelum, saat pelaksanaan, hingga pasca-perhelatan.
"Kita membagi ada tiga klaster dukungan pengamanan siber untuk KTT G20. Baik sebelum acara, saat acara, dan sesudah acara. Ini kita lakukan dalam rangka memaksimalkan dan melihat situasi ideal terkait pengamanan siber yang kita ingin lakukan pada saat main event di tanggal 15-16 November nanti," tutur Ariandi disitat Antara.
Pengamanan siber ini juga dilakukan Polri, TNI serta Kominfo. Namun, Ariandi mengaku BSSN berperan sebagai sektor pemimpin dan bertugas mengolaborasikan beberapa rencana pengamanan siber.
Di periode yang tengah berlangsung, yaitu sebelum acara KTT G20, BSSN secara rutin melakukan audit sistem manajemen keamanan informasi.
Selain itu, BSSN juga melakukan pengukuran tingkat kematangan keamanan siber menjelang KTT G20.
"Kita juga melakukan monitoring anomali traffic dan pemetaan potensi ancaman siber yang terus disampaikan BSSN melalui National Security Operation Center (NSOC)," ujar Ariandi.
Baca juga:
Selanjutnya, memasuki pengamanan di hari digelarnya KTT G20 Bali, BSSN menambahkan pengamanan.
Kata Ariandi, pada periode ini pihaknya akan terus memantau lalu lintas informasi selama acara berlangsung bersamaan dengan informasi insiden.
Kemudian, pengamanan sinyal baik dari segi layanan telekomunikasi, internet, serta daya untuk perangkat yang terhubung layanan siber juga disiapkan oleh BSSN.
Tak lupa BSSN juga akan melakukan forensik digital meminimalisir terjadinya kejahatan siber dan juga memastikan respon terhadap insiden berlangsung dengan kondusif.