PBB Didesak Selidiki Penggunaan Pesawat Nirawak Iran oleh Rusia
JAKARTA - Inggris, Jerman, dan Prancis meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirim tim ke Ukraina guna menyelidiki sisa-sisa pesawat nirawak (drone) dari Rusia, yang diklaim Kiev dan Barat adalah buatan Iran.
“Kami menyambut baik penyelidikan oleh tim Sekretariat PBB yang bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan UNSCR 2231 dan siap mendukung upaya sekretariat dalam melakukan penyelidikan teknis dan tidak memihak,” kata duta besar tiga negara Eropa tersebut, dalam surat yang dikirim kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dilansir ANTARA dari Anadolu Agency, Sabtu, 22 Oktober.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengonfirmasi penerimaan surat itu.
"Kami akan menganalisis informasi apa pun yang disampaikan kepada kami oleh negara-negara anggota," kata dia.
Wakil Dubes Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan sebelumnya Moskow akan menilai kembali kerjasamanya dengan Sekjen PBB jika PBB mengirim para ahli ke Ukraina untuk memeriksa drone yang ditemukan dan diduga buatan Iran.
Ukraina menuduh Iran dan Rusia melanggar sanksi PBB karena Moskow menerima kiriman drone "kamikaze" buatan Iran, yang menyebabkan serangan mematikan di Ibu Kota Kiev.
Dalam surat yang dikirim ke Dewan Keamanan PBB, Dubes Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan Iran telah mentransfer barang terlarang itu ke Rusia sejak 16 Januari 2016.
“Secara khusus, pada akhir Agustus 2022, kendaraan udara tak berawak (UAV) seri Mohajer dan Shahed dipindahkan dari Iran ke Rusia,” kata Kyslytsya.
Kyslytsya mengundang pakar PBB untuk mengunjungi Ukraina guna memeriksa UAV yang diklaim berasal dari Iran.
Iran telah membantah klaim Rusia menggunakan drone buatan Iran di Ukraina ketika Moskow meluncurkan serangkaian serangan ke kota-kota Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
AS juga menuding Rusia menggunakan drone militer Iran untuk mendukung Moskow dalam perangnya melawan Ukraina.
"Hari ini kami dapat mengonfirmasi bahwa personel militer Rusia yang berbasis di Krimea telah mengemudikan UAV Iran, menggunakannya untuk melakukan serangan di seluruh Ukraina, termasuk serangan terhadap Kiev," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby dalam konferensi pers pada Kamis (20/10).