Bertemu Teman Saat Kuliah di UGM, Jokowi Bahas soal Ijazah Palsu
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Yogyakarta untuk bertemu dengan teman-teman semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pertemuan tersebut berlangsung di salah satu tempat makan di kawasan Ambarukmo, Kabupaten Sleman, Minggu, 16 Oktober.
Setibanya di lokasi pertemuan, Jokowi langsung menghampiri teman-temannya.
Dalam video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi terlihat menyalami teman-temannya sambil berbincang santai. Jokowi juga sempat menyinggung mengenai isu ijazah palsu.
"Ini loh urusan ijazah palsu. Sekolah lima tahun kan, ampun. Kalau mahasiswa kan masih komplit, kalau yang SD (sekolah dasar) kan sudah carinya di mana," kata Jokowi, dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu, 16 Oktober.
Menanggapi ucapan Jokowi, salah satu temannya bertanya ijazah jenjang pendidikan yang mana yang dipermasalahkan.
"Tapi yang dimasalahkan SMA ya pak?," ujarnya menimpali.
"Tapi yang dimasalahkan SMA loh Pak, kan ada double stample," ujar teman Jokowi lagi.
Jokowi pun menjawab itu merupakan program pemerintah pada saat itu.
"Itu program, program pemerintah, sebagai SMPP, ya kaya dulu SMK sebelum SMEA," kata Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo tersebut bersama temannya terlihat menujukkan foto-foto wisuda semasa kuliah. Mereka saling menengang foto-foto tersebut.
"Pagi ini saya ke Yogya, kemudian mampir ke Ambarukmo, ketemu dengan teman-teman saya mahasiswa. Ada yang dulu di Perhutani, ada yang dosen, wiraswasta, di dinas, ini macam-macam. Pas hari ini kumpul ya saya ketemu, tapi saja juga hanya sebentar, ndak lama," ucapnya.
"(Saya melihat) foto-foto waktu wisuda, ada yang foto waktu di Mapala (mahasiswa pecinta alam). Saya sendiri fotonya sudah hilang, tapi ternyata kawan-kawan masih simpan semuanya komplet," sambungnya.
Salah satu teman kuliah Jokowi, Bambang mengenang bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut merupakan sosok yang disiplin. Menurut Bambang, Jokowi sebagai sosok yang rajin beribadah.
"Itu yang saya ingat. Orangnya rajin. Jadi waktu kuliah pun keluar izin cuma untuk salat," kata Bambang.
Tak hanya itu, Bambang juga menilai Jokowi merupakan sosok pemersatu kelompok-kelompok mahasiswa pada saat itu.
Melalui organisasi Mapala di fakultasnya, Bambang mengatakan, Jokowi mempersatukannya melalui aktivitas naik gunung.
"Pak Jokowi itu pemersatu. Dulu kan ada kelompok-kelompok, ada HMI, GMNI, terus putih, tapi beliau menyatukan di wadah Silvagama terus naik gunung bareng-bareng. Itulah terus jadi kompak," ucapnya.
Baca juga:
Salah satu teman lainnya, Tommy menjelaskan sifat Jokowi dari dulu saat menjadi mahasiswa hingga saat ini tetap sama.
Ia menilai Jokowi tetap menjadi sosok yang bijak dan tidak gampang tersinggung ketika sedang bergurau.
"Pak Jokowi, selama dia mahasiswa dengan kondisi sekarang itu kurang lebih sama. Satu, tidak pernah marah, wise dia. Kalaupun kita gojekan (bercanda) ya sederhana saja gojekannya, bergurau saja. Kalau misalkan tersinggung enggak pernah marah, menasihati kita itu biasa," kata Tommy.