Novak Djokovic Kini dalam Tekanan untuk Jadi yang Terbaik dalam Sejarah
JAKARTA - Tahun 2022 Novak Djokovic telah menjadi roller coaster emosi. Dia memulai tahun dengan mimpi menjadi pemain tenis dengan Grand Slam terbanyak dalam sejarah, tetapi mimpinya memudar ketika dia tidak bisa bermain di Australia dan New York.
Namun, pemain asli Beograd itu mengembalikan semua ke jalurnya dengan gelar berturut-turut di Tel Aviv dan Astana, serta mengamankan tempatnya di ATP Finals di Turin.
Setelah mengalahkan Stefanos Tsitsipas 6-3, 6-4 di ATP 500 di Astana, Djokovic mengangkat gelar ke-90 dalam kariernya, membawanya semakin dekat dengan tujuannya untuk menjadi pemenang utama sepanjang masa.
Menurut Marca, Selasa, Nadal adalah target berikutnya, yang memiliki 92 mahkota ATP. Adapun 109 gelar milik Jimmy Connors 109 tampaknya masih jauh. Namun, bagi pemain Serbia, jelas sekali bahwa tidak ada yang tidak mungkin.
Dengan musim yang lebih pendek dari biasanya untuk Djokovic, dia telah memenangkan empat dari sembilan turnamen yang dia mainkan sejauh ini. Dia menang di Roma Masters 1000, Wimbledon, ATP 250 di Tel Aviv dan sekarang ATP 500 di Astana.
Dengan demikian, ia telah dinobatkan di semua kategori. Dari 90 gelarnya, 64 di antaranya diraih di lapangan keras, keahliannya.
Baca juga:
- Mayweather dan McGregor Bakal Duel Ulang 2 Kali, Bayarannya Rp22,93 Triliun
- Indonesia Dipastikan Gagal, Berikut Ini Daftar Tim yang Lolos ke Putaran Final Piala Asia U-17 2023
- Hasil Premier League Inggris Tadi Malam: Arsenal Bungkam Liverpool, Ronaldo Cetak Gol untuk Kemenangan MU
- Juara Dunia F1 2022, Max Verstappen Samai Pencapaian Michael Schumacher, Aryton Senna dan Alain Prost
Dengan kemenangannya atas petenis Yunani, Djokovic mencapai rekor sejarah. Ia menjadi pemain dengan persentase kemenangan terbaik dalam sejarah ATP, memenangkan 1022 pertandingan dari 1227 pertandingan dalam kariernya.
Itu membuatnya menggenggam persentase kemenangan 83,293 persen, melampaui 83,281 persen milik Nadal. Ini menunjukkan bahwa, ketika dia fokus, dia adalah salah satu pemain yang paling sulit dikalahkan.
Dengan pensiunnya Roger Federer, Djokovic tahu bahwa pesaing utama dalam perebutan gelar Grand Slam terbanyak adalah Nadal. Setelah menang di Australia dan Paris, petenis Spanyol itu hanya unggul satu gelar dari petenis Serbia (22-21).
Kehadiran Djokovic di Melbourne tahun depan sejauh ini belum diketahui. Pastinya, akan menjadi pukulan berat baginya jika harus melewatkan turnamen besar lainnya karena masalah birokrasi.
Musim hampir berakhir, Djokovic akan menjalani dua ujian besar di Paris Masters 1000 dan kemudian ATP Finals, di mana ia akan berusaha menyamai enam gelar Federer. Dalam kedua acara tersebut, dia diperkirakan akan bertemu Carlos Alcaraz, peringkat satu saat ini.