Pergerakan Tanah Makin Dalam Merusak Rumah, 14 Keluarga di Cianjur Direlokasi

JAKARTA - Pemkab Cianjur merelokasi 14 keluarga di Desa Salagedang, Kecamatan Cibeber, korban longsor dan pergerakan tanah beberapa hari yang lalu.

Saat ini 14 kepala keluarga terpaksa mengungsi guna mengantisipasi longsor susulan yang dapat mengancam keselamatan.

Camat Cibeber, Epi Rusmana mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, untuk mendirikan posko di Kampung Warungkuda, Desa Selagedang, guna meringankan beban korban longsor disertai pergerakan tanah.

"Tercatat empat rumah warga tertimbun longsor dan sepuluh rumah lainnya rusak akibat longsor dan pergerakan tanah yang nyaris bersamaan terjadi. Saat ini dari 14 kepala keluarga terdiri dari 27 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat aman guna menghindari bencana alam susulan," katanya saat dihubungi Minggu, 9 Oktober.

Epi menuturkan, hingga saat ini pergerakan tanah yang melanda perkampungan terus meluas dengan kedalaman mencapai 1 meter, merusak bagian luar dan dalam rumah warga terutama di bagian lantai dan dinding, sehingga pihaknya bersama Pemkab Cianjur dan aparat Desa Selageda akan merelokasi perkampungan.

"Sudah disepakati untuk relokasi di tanah milik Desa Selagedang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kampung Warungkuda yang akan direlokasi. Harapan kami dapat segera dilakukan karena pergerakan tanah terus meluas," tuturnya disitat Antara.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Cibeber, terus meluas dan mengancam belasan rumah warga akan segera dicarikan solusi-nya termasuk relokasi yang sudah diajukan pihak desa melalui kecamatan.

"Kami sudah instruksikan dinas terkait dan BPBD Cianjur, untuk meninjau langsung ke lokasi, kalau sudah ada kesepakatan kita akan segera merelokasi 14 kepala keluarga ke tanah desa yang sudah disediakan," katanya.

Warga korban pergerakan tanah dan longsor di Kampung Warungkuda, berharap mendapat bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak di tempat yang baru atau di tempat yang sama karena empat kepala keluarga kehilangan rumahnya tertimbun longsor, belasan lainnya rusak berat dan sedang.

"Kami tidak berani mengisi rumah karena pergerakan tanah semakin meluas dan dalam. Kalau memang direlokasi kami siap asal tidak jauh dari perkampungan yang lama. Untuk saat ini, kami menumpang di rumah sanak saudara yang aman dari longsor dan pergerakan tanah," kata seorang warga Kampung Warungkuda, Opik (54).