Gubernur Sumbar Tegaskan Turis China yang Disambut di Bandara Bersih dari Virus Corona
PADANG - Pagi ini, Minggu, 26 Januari, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyambut kedatangan 174 turis asal Kunming, China di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman.
Penyambutan ini menuai kekhawatiran di kalangan masyarakat. Pasalnya, saat ini dunia sedang mewanti-wanti penyebaran virus corona yang bersumber dari Kota Wuhan, China.
Irwan mengakui pihaknya tak mungkin menolak kedatangan rombongan turis yang akan berwisata selama lima hari di Sumatera Barat. Mengingat, Sumbar punya kepentingan meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Irwan memastikan petugas kesehatan melakukan pemeriksaan ketat kepada para wisatawan. Ketika melewati pemeriksaan imigrasi, suhu tubuh mereka diperiksa menggunakan thermal scaner.
"Jadi, tidak boleh menolak orang datang kalau syaratnya lengkap, selain itu juga sudah dilakukan antisipasi dengan melakukan pemeriksaan ketat," kata Irwan dalam keterangan yang diterima VOI.
Melanjutkan, PT Marawa Coporate selaku biro perjalanan yang mendatangkan wisatawan China ke Sumbar memastikan mereka yang akan berkunjung tidak terjangkit virus corona yang saat ini sedang mewabah di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Pimpinan PT Marawa Corporate Darmawi menyebut seluruh WNA China ini berangkat dari Bandara Kunming di Provinsi Yunan yang berada di kawasan pegunungan Tiongkok melalui penerbangan langsung dalam waktu empat jam perjalanan.
Menurut dia, lokasi tersebut sangat jauh dari daerah Wuhan yang berjarak sekitar 19 jam perjalanan dan mereka yang akan berangkat ke Sumbar harus melalui pemeriksaan di Bandara Kunmin. Terlebih, saat ini Bandara Kunmin masih membuka penerbangan luar negeri yang artinya lokasi itu tidak terpapar virus corona.
"Setelah mereka lolos tes kesehatan baru diperbolehkan masuk ke dalam pesawat dan mereka akan melalui empat perjalanan dengan penerbangan langsung dari Kunmin ke BIM di Kabupaten Padang Pariaman," ucap Darmawi.
Baca juga:
Sesampainya di BIM, biro perjalanan telah berkoordinasi dengan Pemprov Sumbar, Otoritas bandara, Angkasa Pura II, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan lainnya untuk kembali melakukan pemeriksaan terhadap warga negara asing tersebut.
Mereka akan kembali menjalani serangkaian pemeriksaan di BIM, mulai dari alat pemindai suhu dan lainnya. Setelah mereka lolos baru diperbolehkan ke pihak Imigrasi.
“Artinya, mereka telah melewati dua kali pemeriksaan baik di China maupun di Sumbar. Selain itu kami sudah koordinasi dengan agen tur di sana jika ada yang mengalami sakit tidak usah ikut dalam tur ini,” pungkasnya.
Sebagai informasi, jumlah korban tewas di China akibat wabah virus corona jenis baru yang menyerang paru-paru bertambah menjadi 52 orang hingga Minggu pagi. Bahkan, tiga dokter Beijing dinyatakan positif sepulang dari Wuhan, Provinsi Hubei, sebagai daerah pertama ditemukannya kasus itu.
Dikutip dari Reuters, televisi pemerintah China Global Television Network melaporkan, Liang Wudong, seorang dokter berusia 62 tahun di Rumah Sakit Hubei Xinhua yang berada di garis depan wabah di Kota Wuhan, meninggal karena virus corona.
Media di China yakni South China Morning Post menyebut, Liang meninggal dunia pada Sabtu 25 Januari pada pukul 07.00 waktu setempat. Liang diduga terinfeksi virus corona sejak pekan lalu.
Sebelumnya, Liang sempat dirawat di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut, namun nyawanya tetap tak tertolong. Meninggalnya Liang, menandai kematian pertama dari kalangan profesional medis sejak virus corona mewabah di China.
Secara keseluruhan wabah virus tersebut berjumlah 1.287 kasus, baik yang positif maupun yang terduga, di seluruh wilayah daratan Tiongkok. Dari jumlah itu, sebanyak 549 kasus di antaranya berasal dari Provinsi Hubei dan 85 orang dinyatakan negatif dan telah diizinkan meninggalkan ke rumah sakit.
Sementara itu, di Beijing terdapat 10 kasus baru, termasuk tiga orang dokter, sehingga sampai saat ini totalnya 51 kasus. Dari tiga dokter asal Beijing yang mengidap virus 2019-nCoV itu, dua di antaranya telah melakukan perjalanan ke Wuhan, sedangkan satunya lagi sempat duduk bersama dengan seorang pengidap dalam salah satu rapat di Wuhan sebagaimana laporan CGTN, stasiun televisi resmi pemerintah China.