Sejak Ambruk Dihantam Banjir Bandang Jembatan Sungai Cigadung Belum Direnovasi, Warga Sukabumi Resah
JABAR - Banjir bandang yang menghantam Sungai Cigadung membuat jembatan gantung penghubung Dusun Cumanggala dengan Dusun Bantargadung di Kampung Kubang, Kabupaten Sukabumi, ambruk. Namun, hingga saat ini jembatan itu belum juga dibangun kembali.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Bantargadung, Sihabudin, mengatakan jembatan gantung itu vital bagi aktivitas warga. Sejak jembatan terputus pada Jumat, 23 September, sejumlah warga tetap nekat melintasi aliran sungai yang cukup deras mengancam keselamatannya.
"Dibutuhkan kembali untuk jembatan gantung yang berada di Kecamatan Bantargadung ini karena merupakan akses jalan utama warga dari dua kedusunan tersebut," kata Sihabudin di Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), dikutip dari Antara, Rabu 28 September.
Dia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan untuk Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Bantargadung dalam upaya percepatan renovasi jembatan gantung itu.
Keberadaan jembatan ini juga dimanfaatkan untuk jalur siswa menempuh pendidikan dan akses warga mengais rezeki.
Baca juga:
- Disebut Partai Populer Bagi Pemilih Muda, Golkar Tinggal Cari Pemimpin yang Tak Obral Janji Sana Sini
- KIB Disebut Koalisi Ecek-Ecek, PAN Singgung Koalisi NasDem, PKS dan Demokrat Hanya Fatamorgana Tanpa Deklarasi
- KPK Tak Menutup Kemungkinan Terapkan Pasal Perintangan Penyidikan ke Pengacara Lukas Enembe
- Balasan KPK Soal Lukas Enembe Klaim Sakit: Silakan Datang ke Jakarta, Kami Lakukan Asesmen
Lebih lanjut, Sihabudin mengatakan, selain harus cepat dibangun kembali juga lokasinya harus dipindah. Menurutnya, jika dipaksakan dibangun di tempat yang sama khawatir ketika Sungai Cigadung kembali banjir bandang jembatan berpotensi rusak kembali.
Kepala Dusun Bantargadung Budi menambahkan, jembatan tersebut merupakan akses utama warganya, pasca-terputus masyarakat terpaksa harus menyeberangi sungai karena jika memutar cukup jauh.
"Untuk siang hari dan kondisi arus sungai tidak deras warga masih bisa melaluinya. Jembatan ini merupakan akses perhubungan 24 jam warga, setelah terputus aktivitas sangat terganggu," tuturnya.
Budi menyebutkan, kebanyakan masyarakat di kampung ini berpenghasilan dari membuat ikan pindang. Setelah jembatan terputus tidak hanya sulit memasarkan juga pasokan bahan baku pun sulit dikirim ke wilayahnya.
Maka dari itu, pihaknya berharap pemerintah bisa segera membangun kembali jembatan itu atau membuat jembatan sementara agar aktivitas masyarakat kembali normal, selain itu ia pun khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan jika warga menyeberang dengan cara melintasi aliran sungai.