Lepas 350 Personel TNI AD Jaga Perbatasan RI-Timor Leste, Pangdam Udayana: Tugas Ini Kehormatan, Harga Diri, Laksanakan dengan Baik!

KUPANG - Sebanyak 350 personel TNI Angkatan Darat Batalyon Kavaleri (Yonkav) 10/Mendagiri Kodam XIV Hasanuddin diterjunkan untuk melakukan tugas pengamanan wilayah perbatasan RI-Timor Leste di Pulau Timor Nusa Tenggara Timur.

Penempatan personel diawali dengan upacara Penerimaan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 10/Mendagiri Satgas Intel dan Satgas Bantuan di Markas Komando Resor Militer (Korem) 161/Wira Sakti di Kota Kupang, hari ini. 

"Tugas ini adalah kehormatan, harga diri, dan kebanggaan untuk itu laksanakan dengan sebaik-baiknya kepercayaan yang diberikan negara," kata Pangdam IX Udayana Mayor Jenderal Sonny Aprianto dalam arahan tertulis yang dibacakan Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Iman Budiman, dikutip dari Antara, Selasa, 13 September. 

Ratusan personel TNI AD telah menjalani pembekalan selama lima bulan dan akan bertugas dalam operasi militer selain perang selama sembilan bulan di Kabupaten Belu menggantikan Batalyon Infanteri (Yonif) 743.

Pangdam IX Udayana memerintahkan agar para personel menunjukkan profesionalitas baik kepada masyarakat di perbatasan maupun bagi masyarakat di negara tetangga yang akan melihat wujud dari kehormatan negara secara langsung.

Berbagai hal yang sudah dibekalkan baik pengetahuan hingga keterampilan teknis harus dipegang teguh dan dilaksanakan dengan penuh kehormatan.

"Pengamanan perbatasan adalah cerminan kepribadian bangsa sehingga para prajurit harus mampu menjadi teladan bagi masyarakat dan menggugah kesadaran mereka untuk ikut serta menjaga tapal batas negara kita," katanya.

Para personel Satgas Pamtas, kata dia harus mampu membantu dan menemukan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat sehingga pelaksanaan tugas berjalan dengan aman, tertib, dan lancar.

Ia meminta para personel agar mampu beradaptasi dengan masyarakat di wilayah perbatasan serta mengenali adat istiadat masyarakat setempat.

"Kenali tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta menjunjung tinggi dan menghargai betul adat istiadat masyarakat setempat sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi persoalan," tegasnya.

Para personel juga diminta agar menghindari pelanggaran sekecil apapun terutama yang dapat menyakiti hati masyarakat di perbatasan. Setelah penerimaan para prajurit akan melaksanakan pergeseran pasukan menuju pos masing-masing yang merupakan bagian operasi tersendiri.