Berbasis Sel Dendritik, Vaksin Nusantara Masuk Jurnal Internasional
JAKARTA - Menemukan vaksin yang dapat bertahan lama dan efektif melawan virus dengan tingkat mutasi tinggi seperti SARS-CoV-2 masih menjadi tantangan hingga saat ini.
Dalam publikasi berjudul 'Developing dendritic cell for SARS-CoV-2 vaccine: Breakthrough in the pandemic', pada jurnal 'Frontier in Immunology' ini, peran sel dendritik (DC) dan sel T dalam patogenesis infeksi SARS-CoV-2 dan pembentukan imunitas menjadi sorotan.
"Pendekatan tersebut saat ini sedang dikembangkan di Indonesia dan dikenal dengan Vaksin Nusantara," tulis artikel tersebut.
Artikel yang diterbitkan 6 September tersebut menuliskan, sejumlah vaksin yang telah tersedia mengalami penurunan efektivitas dan memerlukan pemberian booster.
Sebagai sel penyaji antigen profesional, sel dendritik juga dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel T.
"Kemampuan ini membuat sel dendritik telah dikembangkan sebagai vaksin untuk beberapa jenis penyakit. Pada infeksi SARS-CoV-2, sel T memainkan peran penting dalam menghilangkan virus, dan keberadaannya dapat dideteksi dalam jangka panjang," tulis jurnal tersebut.
Lantaran itu, lanjut tulisan tersebut, kondisi ini menunjukkan bahwa pembentukan kekebalan sel T sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan perjalanan penyakit.
"Pembuatan vaksin yang berorientasi untuk menginduksi respons sel T yang kuat dapat dibentuk dengan memanfaatkan sel dendritik. Artikel ini membahas dan menggambarkan peran sel dendritik dan sel T dalam patogenesis infeksi SARS-CoV-2 dan merangkum peran penting sel dendritik dalam pembentukan kekebalan sel T," lanjut tulisan itu.
"Dengan dimuatnya Vaksin Nusantara dalam jurnal ini, menunjukkan bahwa Vaksin Nusantara dibuat bukan tanpa dasar-dasar ilmiah," kata Peneliti Utama Vaksin Nusantara, Kolonel dr. Jonny dalam keterangannya.
Ditambahkan dr Jonny, yang pertama dimuat di jurnal 'Expert Review of Vaccine', memberikan gambaran alasan-alasan kenapa kita buat Vaksin Nusantara di luar tubuh.
"Yang kedua, yang sekarang dimuat di Frontier in Immunology memberikan gambaran kenapa Vaksin Nusantara menggunakan sel Dendritik,” tandasnya.
Terpisah, pendiri Beranda Ruang Diskusi, Dar Edi Yoga mengatakan, bangsa Indonesia patut bangga dengan dimuatnya hasil uji klinis Vaksin Nusantara di jurnal medis Internasional.
Baca juga:
- Rusia Tuntut 103 Tentara Ukraina Terkait Kejahatan, Termasuk 21 Perwira
- Kremlin: Ratu Elizabeth II Sangat Dihormati di Rusia, Panggung Internasional Kekurangan Pribadi Berkualitas Sepertinya
- Angkut 75 Awak, Kapal AL Rumania Hantam Ranjau yang Hanyut di Laut Hitam
- Ratu Elizabeth II Wafat, Bank of England Pastikan Uang Kertas Bergambar Dirinya Tetap Jadi Alat Pembayaran yang Sah
"Ini merupakan satu-satunya hasil uji klinis vaksin terkait penanganan wabah covid yang masuk dalam jurnal medis internasional dan dimuat dua kali berturut-turut," ujar Dar Edi Yoga yang juga anggota Dewan Pakar Vox Point Indonesia.
Menurutnya, sudah saatnya pemerintah Indonesia memfasilitasi vaksin hasil karya anak bangsa, karena ini merupakan vaksin pertama di dunia yang menggunakan sel denditrik untuk mencegah virus corona.
"Terbukti, vaksin ini bikin sehat dan kuat karena sudah banyak testimoni paska relawan divaksin. Jika hasilnya tidak baik, tentu para petinggi negara tidak akan menggunakannya," pungkasnya.