Buka AYIC 2020, Wapres: Penguatan Toleransi dalam Kepemudaan dan Perbedaan

JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kembali mengadakan acara Asean Youth Interfaith Camp (AYIC) 2020. Kendati dilakukan secara daring di tengah pandemi corona, acara berkumpulnya agamawan muda itu tetap diikuti 51 delegasi dari negara-negara di Asia Tenggara. 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin berkesempatan membuka AYIC 2020 secara virtual, dengan membawa pesan penting untuk mengajak pemuda membangun komitmen kebersamaan di tengah perbedaan. 

"Sepertiga popolasi Asean adalah generasi muda dengan demikian satu dari tiga orang di Asean adalah pemuda. Pesan saya kepada anda semua sebagai kandidat pemimpin masa depan agar dapat menjaga dan merawat perbedaan dengan lebih baik lagi dan mampu mewujudkan semboyan one vision, one identity, one comunity," kata Ma'ruf Amin melalui pernyataan resminya, Rabu, 14 Oktober.

Menurutnya, program tahunan yang diprakarsai oleh Indonesia sejak tahun 2017 ini berupaya untuk terus menjadikan Asean menjadi kawasan damai yang mampu mengelola perbedaan budaya, agama, bahasa, dan etnis menjadi sebuah kekuatan besar untuk terus saling bersatu dan saling menghargai.

Dalam kesempatan yang sama, Menpora Zainudin Amali menyampaikan bahwa, AYIC merupakan salah satu program pengembangan pemuda di Asean yang sudah disepakati oleh 10 negara anggota di dalam Rapat Senior Officials Meeting On Youth (SOMY). Dengan membawa pesan penting terkait kebersamaan dalam perbedaan yang harus terus dikembangkan di kalangan generasi muda lintas negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

"Dialog interfaith menjadi salah satu sarana bagi kita untuk belajar memahami, menghargai, dan menjalin toleransi dalam kehidupan beragama untuk menciptakan perdamaian," ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Zainudin, AYIC dilaksanakan untuk membangun komitmen kebersamaan di tengah perbedaan, membangun karakter beragama secara inklusif di tengah keterbukaan masyarakat.

"AYIC untuk membangun prespektif terhadap yang berbeda, bersatu dan saling memahami. Walaupun berbeda agama, berbeda bangsa, tetapi kita diikat oleh persaudaraan sesama manusia."