Anies Baca Buku How Democracies Die, Wagub: Tak Usah Ditafsirkan Berlebihan

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta publik tidak mengartikan pesan secara berlebihan soal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang membaca buku How Democracies Die.

Bacaan Anies ini diunggah di akun media sosialnya. Banyak pihak yang merespons dengan nada pro dan kontra, hingga mengaitkannya soal demokrasi di Indonesia.

"Saya kira kita perlu sikapi secara bijak. Tidak usah diak usah ditafsirkan berlebihan," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 24 November.

Menurut Riza, memang sudah lazim bagi Anies sebagai pemimpin daerah untuk membaca buku dari berbagai judul. Oleh sebab itu, Riza menganggap judul buku yang dibaca Anies tak perlu dikaitkan dengan konteks tertentu.

"Pak Anies dan banyak pemimpin lainnya biasa baca buku. Judulnya macam-macam, mulai dari judul soal agama sampai seni budaya. Jadi, saya kira kita sikapi secara bijak," tutur Riza.

Baca juga:

Diketahui, melalui media sosial miliknya yaitu Twitter, Facebok, dan Instagram, Anies mengunggah foto dirinya yang tampak menggunakan kemeja putih dan bersarung duduk sambil serius membaca buku How Democracies Die karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. 

Pada latar belakang foto tersebut tampak lemari kabinet yang memajang buku dan serta sejumlah ornamen. Selain itu, tampak juga meja panjang yang terdapat sejumlah foto serta lukisan kaligrafi yang menggantung di tembok.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulisnya di akun Twitter @aniesbaswedan pada Minggu, 22 November.

Adapun buku tersebut berisi penelitian terhadap bentuk-bentuk otorianisme baru di banyak negara di dunia yang sebelumnya dikenal menganut sistem demokrasi.

Sontak unggahan ini mendapatkan respons dari sejumlah tokoh. Wasekjen PPP Achmad Baidowi menilai Anies megunggah foto dirinya sedang membaca buku tersebut untuk menggaet simpati publik.

"Saya kira kalau kita melihat ya, Anies mencoba menarik simpati, menarik perhatian dengan membaca judul buku seperti itu seolah-olah memberikan pesan bahwa meskipun tak ada niat tetapi publik akan melihat bahwa Anies mencoba menghubung-hubungkan," tutur Achmad Baidowi.

Lalu, Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak bahkan menganggap Anies sedang menyindir dirinya sendiri. "Nyindir siapa? Nyindir dirinya kurasa lebih tepat. Demokrasi mati oleh segelintir orang yang terlalu berkuasa sesuai isi buku yang dia baca. Dia seharusnya fokus dengan kampanyenya, menyejahterakan rakyat, bukan hanya satu kelompok yang menjadi pendukungnya dahulu," cecar Gilbert.

Bahkan, unggahan Anies mendapat respons dari  Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Menurut Firli, buku ini sudah lama dibacanya dan di buku tersebut juga dijelaskan banyak negara yang gagal mencapai tujuannya karena korupsi.

"Kemarin saya lihat di media Pak Anies membaca How Democracies Die. Bukunya ada itu sudah lama, saya sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru. Makanya banyak yang mengkritisi. Sudah lama buku itu, pak," kata Firli.