Korsel dan AS Gelar Latihan Lapangan Terbesar, Digelar Tak Jauh dari Perbatasan Korut
JAKARTA - Jarak lokasi ini kurang 32 km dari perbatasan Korea Utara. Ketika pasukan gabungan Korea Selatan dan AS mengadakan latihan tembak-menembak besar-besaran, Rabu 31 Agustus.
Peralatan militer yang diterjunkan tidak main-main, mulai dari artileri, tank, dan senjata lainnya, dikutip dari Channel News Asia.
Dua negara ini memang melanjutkan latihan lapangan terbesar dalam beberapa tahun setelah upaya diplomatik dan pembatasan COVID-19 menyebabkan banyak latihan dikurangi.
Sekutu melihat latihan itu sebagai bagian penting dari upaya mereka untuk mencegah Korea Utara dan persenjataan nuklirnya berkembang. Tetapi bagi Korea Utara, latihan itu dianggap persiapan perang.
Itu adalah latihan tingkat divisi pertama untuk Divisi Infanteri ke-2/Divisi Gabungan ROK-AS, satu-satunya divisi multinasional militer AS yang dibentuk pada tahun 2015. ROK adalah inisial nama resmi Korea Selatan.
Latihan termasuk tembakan langsung dari howitzer Amerika dan Korea Selatan, tank, senapan mesin, dan mortir. Pesawat serang A-10 dan helikopter Apache juga berpartisipasi.
Peluru dari howitzer menghantam lereng gunung di Rodriguez Life Fire Complex, saat tank tempur utama dari kedua belah pihak bermanuver dan menembakkan senjata mereka ke sasaran, mengirimkan getaran ke seluruh lembah.
Kolonel Brandon Anderson, wakil komandan divisi mengatakan, latihan dirancang untuk mensimulasikan pertempuran dengan musuh 'dekat' yang dapat menandingi sekutu dalam kemampuan, katanya.
Baca juga:
- Tim IAEA Berangkat dari Kyiv Hari Ini, Besok Tiba di PLTN Zaporizhzhia untuk Inspeksi: Keamanan Dijamin Rusia dan Ukraina
- Korea Selatan Cabut Persyaratan Tes COVID-19 Sebelum Keberangkatan Bagi Pelancong Asing Mulai Akhir Pekan
- Banjir Dahsyat di Pakistan Tewaskan 380 Anak-anak, PBB Serukan Bantuan Internasional
- Angkatan Laut Kirim Kapal Patroli dan Helikopter Militer, Iran Lepaskan Drone Maritim Amerika Serikat yang Sempat Ditahan
“Kami sedang berlatih untuk operasi tempur skala besar,” kata Anderson.
Seorang mantan pejabat senior pertahanan mengatakan kepada Reuters bahwa dalam banyak kasus pasukan AS dan Korea Selatan terus berlatih tetapi tidak mempublikasikannya.