Menkes Prediksi Gelombang COVID-19 Lanjutan di Indonesia Terjadi 6 Bulan Lagi

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi kasus COVID-19 di Indonesia akan kembali meningkat. Gelombang kasus selanjutnya, kata Budi, diprediksi akan terjadi 6 bulan mendatang.

Saat ini, kasus di Indonesia memang lebih terkendali dibanding sejumlah negara seperti Amerika, Jepang, hingga di Eropa yang tengah mengalami peningkatan kasus akibat COVID-19 varian Omicron subvarian BA.4 dan BA.5.

Namun, kondisi ini bukan berarti menjamin Indonesia akan bebas dari ancaman lonjakan kasus di waktu mendatang.

"Sekarang ujiannya adalah 6 bulan lagi. Jadi untuk yang gelombang ini, memang Indonesia menjadi satu negara dari beberapa negara, dari sedikit negara di dunia yang sudah berhasil melampaui gelombang BA.4 BA.5 dengan sangat baik. Tapi, sekarang ujiannya 6 bulan lagi. Sekitar Januari, Februari, dan Maret 2023," kata Menkes Budi usai rapat terbatas PPKM di Istana Kepresidenan, Selasa, 23 Agustus.

Menkes menjelaskan, faktor kasus di Indonesia lebih terkendali dari negara lain. Saat ini, rata-rata antibodi masyarakat terhadap virus corona berada pada level 98,5 persen. Angka ini meningkat dari 88 persen pada Desember 2021 lalu. Kemudian, level antibodi masyarakat Indonesia saat ini lebih dari 2.000 unit per mililiter.

Hal ini disebabkan oleh kekebalan imunitas akibat gelombang Omicron yang melanda Indonesia pada bulan Februari dan Maret 2022 lalu. Kekebalan ditambah dengan kombinasi gencarnya capaian vaksinasi pada November dan Desember 2021, hingga Januari 2022.

"Memang terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya. Itu sebabnya Kenapa untuk kasus gelombang BA.4 BA.5 yang di Jepang, Eropa, Amerika itu meningkatkan kasus konfirmasi yang tinggi sekali, di kita tidak. Karena level imunitas masyarakat Indonesia sudah sangat tinggi," papar Menkes Budi.

Namun, tingkat kekebalan tubuh akan virus pasti akan berkurang seiring waktu. Karenanya, dalam menghadapi ancaman gelombang kasus selanjutnya yang terjadi pada awal tahun depan, pemerintah memiliki sejumlah langkah antisipatif.

"Kita harus menjaga level imunitas masyarakat setinggi sekarang. Tadi kita diskusi, dan arahan Bapak Presiden, nanti rencananya di akhir tahun kita akan melakukan vaksinasi terutama diarahkan bagi golongan yang memang imunitasnya rendah," jelas Menkes.

Selain itu, pemerintah akan mulai menjajaki vaksinasi pediatrik untuk anak di bawah 6 tahun. Kemudian, penggecaran vaksinasi pada kelompok-kelompok lansia, yang komorbid, serta masyarakat yang kadar imunitasnya sudah turun atau sudah lebih dari 6 bulan.

"Karena kita sudah tahu by name by address, nanti akan kita segera berikan alternatif vaksin agar bisa meningkatkan kadar imunitasnya untuk menjaga level imunitas populasi Indonesia untuk menghadapi, siap-siap di awal tahun depan, kalau misalnya ada varian baru," imbuhnya.